Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Membangun Rumah Tahan Gempa, Perintah Jokowi kepada Kementerian PUPR di Cianjur

Setelah Presiden Jokowi memerintahkan Kementerian PUPR bangun rumah tahan gempa, simak cara membangun rumah tahan gempa dengan beberapa tahapan

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Cara Membangun Rumah Tahan Gempa, Perintah Jokowi kepada Kementerian PUPR di Cianjur
Istimewa
Ilustrasi rumah tahan gempa - Simak cara membangun rumah tahan gempa. 

TRIBUNNWES.COM - Berikut cara membangun rumah tahan gempa.

Rumah tahan gempa dapat diartikan sebagai rumah yang relatif dapat tetap bertahan dari dahsyatnya guncangan gempa, atau dapat memberikan kesempatan para penghuninya untuk menyelamatkan diri sebelum bangunannya runtuh.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah tahan gempa di lokasi terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat.

Hal itu disampaikan Jokowi saat meninjau lokasi terdampak gempa bumi di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Selasa (22/11/2022).

"Tapi yang penting pembangunan rumah rumah yang terkena gempa bumi ini diwajibkan untuk memakai standar-standar yang anti gempa oleh Menteri PUPR," kata Jokowi, dikutip melalui kanal YouTube Tribunnews.com.

Baca juga: Bisa Terjadi 20 Tahun Sekali, Jokowi Perintahkan Menteri PUPR Bangun Rumah Anti Gempa di Cianjur

Lantas, bagaimana cara bangun rumah tahan gempa?

Cara membangun rumah tahan gempa

Berita Rekomendasi

Membangun rumah tahan gempa ini memiliki beberapa persyaratan pokok yang merupakan panduan praktis dalam pembangunannya.

Persyaratan pokok pembangunan tahan gempa ini memiliki tujuan untuk mewujudkan bangunan rumah yang aman terhadap dampat kerusakan akibat bencana gempa bumi.

Dikutip dari bnpb.go.id, inilah persyaratan pokok membangun rumah tahan gempa.

  1. Bahan bangunan
  2. Struktur utama
  3. Hubungan antar elemen struktur
  4. Pengecoran beton
RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). RISHA rumah tahan gempa adalah hunian yang diprakarsai oleh Kementerian PUPR.
RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). RISHA rumah tahan gempa adalah hunian yang diprakarsai oleh Kementerian PUPR. (Handout)

1. Bahan bangunan

Pada bahan bangunan ini harus menggunakan bahan yang memiliki kualitas terbaik dan proses pengerjaannya yang benar.

Bahan bangunan ini meliputi beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu.

  • Beton

Saat pembuatan campuran beton, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni campuran beton terdiri dari semen: 2 pasir: 3 kerikil: 0,5 air.

Ukuran kerikil yang baik maksimum 20mm dengan gradasi yang baik

Semen yang digunakan adalah semen tipe 1 yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

  • Mortar

Bagian membuat campuran volume mortar ini dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir bersih : air secukupnya.

Pastikan pasirnya tidak mengandung lumpur, agar dapat mengikat dengan semen.

  • Batu pondasi

Batu pondasi ini dibuat dengan campuran antara batu kali dan batu gunung yang keras.

Selain itu, pastikan batu memiliki banyak sudut agar ikatan dengan mortar menjadi kuat.

  • Batu bata

Batu bata yang akan digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Bagian tepi lurus dan tajam
  2. Tidak banyak retakan
  3. Tidak mudah patah
  4. Dimensi tidak terlalu kecil

Selain itu, batu bara yang bagus akan bersuara lebih denting ketika dipukul satu sama lain.

Diketahui, sebelum batu bata digunakan, sebaiknya di rendam sekitar 5 - 10 menit.

Kemudian, keringkan sebelum direkatkan dengan menggunakan mortar.

Hal ini agar tingkat penyerapan bata terhadap air tidak terlalu cepat.

Batu bata yang baik tidak banyak mengeluarkan gelembung saat direndam.

Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur: 271 Orang Meninggal Dunia, 40 Hilang, 2.043 Korban Luka-luka

  • Kayu

Kayu yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Keras
  2. Kering
  3. Berwarna gelap
  4. Tak ada retak
  5. Lurus

2. Struktur utama

Pada bagian struktur utama bangunan rumah tahan gempa ini terdiri dari beberapa komponen seperti pondasi, balok pengikat, kolom.

Selain itu terdapat juga komponen balok keliling, dinding, dan struktur atap.

Proses pada struktur utama ini harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.

  • Pondasi

Kondisi tanah yang keras dapat dibuat pondasi dengan menggunakan batu kali dengan ukuran yang tepat

  • Balok pengikat

Pada bagian balok pengikat ini memiliki beberapa spesifikasi, yakni:

  1. Ukuran balok pengikat/sloof 15x20cm,
  2. Diameter tulangan utama 10mm,
    diameter begel 8mm,
  3. Jarak antar tulangan begel 15cm,
  4. Tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15mm
  • Kolom

Pada bagian kolom ini juga harus dibuat dengan ukuran yang benar sama seperti balok pengikat.

  1. Ukuran kolom 15 x 15 cm;
  2. Diameter tulangan utama baja 10 mm;
  3. Diameter tulangan begel baja 8 mm;
  4. Jarak antar tulangan begel 15 cm; dan
  5. Tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15 mm.
  • Balok keliling

Ada beberapa spesifikasi pada balok keliling, yakni:

  1. Ukuran balok keliling/ring 12 x 15 cm;
  2. Diameter tulangan utama baja 10 mm;
  3. Diameter tulangan begel baja 8 mm;
  4. Jarak antar tulangan begel 15 cm; dan
  5. Tebal selimut beton dari sisi terluar begel 15 mm.
  • Struktur atap

Struktur atap ini memiliki fungsi untuk menopang seluruh penutup atap yang berada di atasnya.

Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang paling panjang sekitar 12 m, konstruksi kuda-kuda kayu harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh sehingga mampu memikul beban tanpa mengalami perubahan. Kuda-kuda kayu diletakkan di atas dua kolom berseberangan selaku tumpuan.

Ikatan antar batang pada kuda-kuda kayu diperkuat dengan plat baja dengan ketebalan 4 mm dan lebar 40 mm atau papan dengan ketebalan 20 mm dan lebar 100 mm.

Kemudian, gunung-gunung/ampig terbuat dari susunan bata yang direkatkan dengan campuran mortar (perbandingan 1 semen : 4 pasir : air secukupnya) dan diplaster.

Terakhir, ikatan angin berfungsi sebagai pengikat antar kuda-kuda kayu, antar gunung-gunung/ampig, atau antara kuda-kuda kayu dengan gunung-gunung/ampig agar berdiri tegak, kokoh, dan sejajar.

  • Dinding

Dinding berfungsi sebagai pembatas dan tidak menopang beban.

Dinding terbuat dari pasangan batu bata yang direkatkan oleh spesi/siar dengan perbandingan campuran 1 semen : 4 pasir : air secukupnya. Luas dinding maksimal adalah 9 m2 sehingga jarak palling jauh antar kolom adalah 3 m.

3. Hubungan antar elemen struktur

Seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan agar beban dapat ditanggung secara proposional.

Hubungan antar elemen struktur bangunan tahan gempa ini terdiri dari:

  • Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat

Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 m

  • Hubungan antara balok pengikat 

Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Hubungan antara kolom dengan dinding

Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.

  • Hubungan antara kolom dengan balok keliling / ring

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Hubungan antara balok keliling / ring dengan kuda-kuda kayu

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan ‘panjang lewatan’ paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Angkur gunung-gunung

Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.

4. Pengecoran beton

Pengecoran beton baik pada kolom maupun balok harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Pastikan cetakan/bekisting benar-benar rapat dan kuat/kokoh
  • Pada pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 meter
  • Pada saat pengecoran harus dipastikan adukan di dalam cetakan padat dan tidak berongga untuk menghindari ada bagian yang keropos
  • Pelepasan cetakan/bekisting paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.

Untuk mempermudah pelepasan cetakan dapat menggunakan minyak yang dilumurkan ke permukaan cetakan.

(Tribunnews.com/Pondra Puger)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas