Bertemu Raja Sihamoni, Puan Maharani Berbagi Kenangan Masa Lalu RI-Kamboja
Ketua DPR RI Puan Maharani diterima Kerajaan Kamboja dalam kunjungannya ke land of the Khmer itu.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
“Saya mendengar lagu Bengawan Solo dan Halo-halo Bandung juga populer dinyanyikan rakyat Kamboja saat itu,” kata dia.
Presiden Soekarno dan Raja Sihanouk diketahui pertama kali bertemu pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
Keduanya memiliki pandangan politik yang sama untuk menggelorakan semangat anti-penjajahan dan mendukung kemerdekaan.
“Mereka menentang perang dingin dan tidak menghendaki negara di Asia-Afrika untuk berpihak. Negara Asia-Afrika harus bebas menentukan sikapnya dalam melakukan hubungan internasional,” kata Puan.
Ditambahkannya, hubungan masa lalu yang dekat ini tentu perlu ditumbuhkan lagi melalui berbagai program kerja sama yang dapat saling menguntungkan untuk semua pihak. Apalagi, kata Puan, Indonesia dan Kamboja telah menjalin persahabatan sejak abad 8-9 Masehi meski hubungan diplomatik kedua negara baru dimulai pada tahun 1957 dengan menganut prinsip-prinsip kemitraan.
“Saya berharap Indonesia dan Kamboja terus memperkuat hubungannya secara bilateral maupun secara regional dengan negara ASEAN lainnya, termasuk di bidang ekonomi, sosial dan politik,” tuturnya.
Indonesia dan Kamboja telah menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada tahun 1959.
Hubungan kuat kedua negara ditunjukkan dengan saling kunjung kepala negara dan parlemen dalam rangka kerja sama bilateral maupun menghadiri pertemuan di level regional seperti ASEAN atau ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
“Saya sangat mengapresiasi dukungan Yang Mulia untuk terus mendekatkan persahabatan dan membangun kerja sama yang bermanfaat bagi rakyat kedua negara,” ucap Puan.
Kerja sama hubungan antar masyarakat Indonesia dan Kamboja selama ini telah ditunjukkan melalui kegiatan di berbagai bidang seperti pendidikan, olahraga, pertukaran pemuda, dan kebudayaan.
Untuk bidang pendidikan dan kepemudaan, Puan menyatakan DPR berharap Indonesia dan Kamboja dapat terus meningkatkan pertukaran pelajar dan pemuda guna memperluas saling pengertian antar masyarakat kedua negara.
“Selain itu, berbagai acara kebudayaan telah diselenggarakan untuk mendorong arus pertukaran kebudayaan dan turis antara Indonesia dan Kamboja,” sebut mantan Menko PMK itu.
“Kami percaya bahwa berbagai kegiatan kerja sama antar masyarakat ini dapat memperkuat solidaritas dan persahabatan masyarakat Indonesia dan Kamboja,” imbuh Puan.
Dalam bidang budaya, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh bersama dengan pengelolaan Pusat Budaya Indonesia (Pusbudi) telah menyusun kamus Bahasa Indonesia-Khmer. Puan pun mendorong adanya inovasi terkait kerja sama Sister Temple Province yang mengkoneksikan Provinsi Jawa Tengah dengan Siem Reap.