Jadi Wisata Bencana, Warga Datangi Lokasi Gempa Cianjur Hanya untuk Foto-foto Lalu Upload ke Medsos
Warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat, memasang pesan tertulis di kardus bertuliskan 'Ini Bukan Wisata Bencana'.
Editor: Hasanudin Aco
![Jadi Wisata Bencana, Warga Datangi Lokasi Gempa Cianjur Hanya untuk Foto-foto Lalu Upload ke Medsos](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/desa-gasol-terdampak-gempa-cianjur-paling-parah_20221124_221728.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat, memasang pesan tertulis di kardus bertuliskan 'Ini Bukan Wisata Bencana'.
Pesan tersebut dipasang di pinggir salah satu jalan dengan menggunakan kardus dan sebatang bambu.
Adapun pesan tersebut merupakan sindiran bagi masyarakat yang belakangan banyak mendatangi atau melintasi tempat kejadian bencana gempa bumi di beberapa wilayah Cianjur, termasuk Desa Gasol tetapi hanya untuk melihat-lihat serta mengabadikan momen lewat foto dan video.
"Sebenarnya tim kita yang pasang tulisan ini karena kita nggak tahu ya orang yang betul-betul berdonasi atau sekadar ingin mencari nambah follower atau apa kita nggak paham tujuannya mereka. Tapi kita berusaha berpikiran positif tapi nyatanya di lapangan banyak sekali dari warga dan relawan menyaksikan seperti apa," kata seorang relawan, Eka di lokasi, Kamis (25/11/2022).
![Warga Desa Gasol, Cianjur, Jawa Barat memasang pesan di atas media kardus bertuliskan Ini Bukan Wisata Bencana, pada Kamis (24/11/2022).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pesan-di-atas-media-kardus-bertuliskan-ini-bukan-wisata-bencana.jpg)
Baca juga: Jasad Guru TK Ditemukan Sedang Dekap Anaknya, 4 Jenazah Guru Korban Longsor Gempa Cianjur Dievakuasi
Pesan ini, kata Eka, sengaja dibuat untuk mengingatkan bahwa aktivitas 'wisata bencana' tersebut tidak elok dilakukan di tengah situasi seperti sekarang.
Sehingga ia meminta agar masyarakat manapun yang melintas agar mengedepankan empatinya dan menahan diri untuk tidak mendatangi lokasi bencana jika hanya sekedar berfoto ria.
"Makanya objek ini kita pasang mengingatkan bahwa ketika saudara kita terkena bencana, kurang elok kalau sekedar memposting, memvideokan. Apalagi banyak beredar di media sosial jenazah tanpa blur, tanpa sensor mereka posting. Coba kita punya rasa sedikit empati di hati sebagai manusia bagaimana dampak apa yang kita posting untuk keluarga korban. Tolong jangan memikirkan diri sendiri," ungkapnya.
Ganggu Proses Evakuasi
Analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Joshua Banjarnahor mengungkapkan, hingga saat ini masih banyak warga luar yang tidak terdampak gempa Cianjur mendatangi lokasi gempa hanya untuk melihat-lihat.
Titik yang paling banyak didatangi warga luar tersebut adalah Rumah Makan Shinta, karena titik ini adalah akses utama untuk menuju lokasi gempa.
"Yang paling utama adalah di Rumah Makan Shinta, di mana itu adalah akses utama untuk arah ke puncak. Jadi banyak warga, khususnya warga yang tak terdampak."
"Warga dari luar entah dia melintas, entah dia penasaran lokasinya di mana, jadi mereka datang ke lokasi tersebut, melihat," kata Johsua dalam tayangan LIVE Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Jumat (25/11/2022).
Menurut Joshua, kedatangan warga luar tersebut justru akan membahayakan mereka dan merepotkan tim evakuasi yang sedang melakukan pencarian korban.
"Ini bagi kami bakal membahayakan para warga tersebut, dan juga merepotkan tim evakuasi di sini dalam melakukan kegiatan evakuasi tersebut," imbuhnya.
Lebih lanjut, Joshua menyebut, Basarnas telah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mengentikan warga luar yang ingin menonton lokasi gempa Cianjur dan proses evakuasi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, sudah ditanggapi dan terus dimaksimalkan. Karena kita terkadang juga kita mau untuk menghentikan mereka untuk tidak menonton, tapi kita harus dengan cara humanis."
"Tidak serta merta kita bentak atau apa, tapi kita secara humanis kita beri pengertian," terang Joshua.
Joshua menekankan larangan bagi warga luar yang datang untuk melihat lokasi gempa Cianjur ini bukan tanpa alasan.
Namun karena saat ini masih ada beberapa patahan yang timbul akibat gempa dengan magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022) kemarin.
Terlebih ditambah lagi dengan kondisi hujan yang menerpa Cianjur kemarin.
Air hujan tersebut dapat menyebabkan patahan terisi air dan menimbulkan longsor susulan.
"Karena di atas juga ada beberapa patahan, ini yang kita wanti-wanti. Karena bilamana patahan tersebut, apalagi kemarin hujan, ternyata dia terisi air, itu bisa menimbulkan longsor susulan," pungkasnya.
Daftar 12 Kecamatan Terdampak Gempa Bumi di Cianjur
Diberitakan sebelumnya, setidaknya sebanyak 12 kecamatan terdampak kerusakan akibat gempa Cianjur magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu.
Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) menyebut 12 kecamatan ini mengalami kerusakan ringan hingga parah.
Dalam konferensi pers, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan terdapat empat Kecamatan di Cianjur yang kerusakan parah akibat gempa bumi.
Empat Kecamatan tersebut, di antaranya Kecamatan Cugenang, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cilaku, dan Kecamatan Cianjur Kota.
Suharyanto merinci sebanyak 12 Kecamatan Cianjur yang terdampak akibat gempa, satu di antaranya Kecamatan Bojongpicung.
Diketahui Kecamatan Bojongpicung terletak cukup jauh dari epicentrum gempabumi Cianjur magnitudo 5,6.
Kecamatan Bojongpicung berada di antara Kecamatan Cibeber, Sukaluyu, dan Ciranjang, serta Haurwangi yang perbatasan dengan Bandung Barat.
Meski begitu, Kecamatan Bojongpicung ternyata juga turut terdampak kerusakan.