Fakta-Fakta Masjid At-Tin Lokasi Reuni 212, Didirikan Keluarga Besar Mantan Presiden Soeharto
Masjid dibangun sejak 1997 di lahan 7 hektar, bangunan 10.413 meter persegi dan daya tampung 25 ribu jemaah dan dan diresmikan pada 26 Desember 1999
Penulis: Eko Sutriyanto
Mereka teringat pesan Ibu Tien saat pergi ke Mekkah ingin mendirikan masjid di Indonesia.
"Pada saat mereka ke Mekkah, ibu Tien berkeinginan membangun masjid yang besar. Nah, setelah beliau wafat, diwujudkanlah pembangunan Masjid ini, atas kecintaan anak-anak kepada orantuanya," ujar Kepala Sekretariat Masjid At-Tin, Jahrudin kepada Tribunnews.com, Senin (25/4/2016).
Setelah Ibu Tien meninggal dunia, anak-anaknya membentuk Yayasan Ibu Tien dan mendirikan masjid di dekat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang kemudian dinamakan At-Tin.
Penamaan Masjid At-Tin melukiskan peran utama yang diembannya yakni memelihara dan mengaktualkan fitrah kesucian yang melekat pada jiwa manusia yang berasal dari kegiatan positif.
"Masjid At-Tin terinspirasi dari Surah At-Tin yang diharapkan juga bisa menjadi oase spiritual dan memberikan pencerahan intelektual."
"Nama sesuatu itu kan untuk menggambarkan sifat dan harapan yang terkandung atas kehadirannya, itulah mengapa At-Tin yang dipilih," jelas Jahrudin saat ditemui di kantornya.
Kepala Peribadatan Masjid At-Tin, Karnali, kepada Kompas.com mengatakan, kata 'At-Tin' ini mengingatkan pada orang yang sudah meninggal, yang mendirikan gagasan membangun masjid ini, Ibu Tien Soeharto. Jadi ada namanya 'At-Tin'," katanya.
Karnali mengonfirmasi, Masjid At-Tin di bawah kelola Yayasan Ibu Tien Soeharto, bukan Yayasan Harapan Kita yang pernah diperbincangkan terkait pengambilalihan TMII oleh negara.
"Di bawah Yayasan Ibu Tien Soeharto. Ini masih sama tetapi beda pengelolaan saja. Masih ada keterkaitan sama Keluarga Cendana," kata dia.
Mengutip pemberitaan harian Kompas, 11 Desember 1999, pembangunan Masjid At-Tin menelan biaya lebih dari Rp 50 miliar.