BSSN Beri Tips Terhindar dari Kejahatan Digital, Berikut Penjelasannya
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap 8 jenis ancaman keamanan penggunaan internet yang perlu masyarakat waspadai.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Ketiga, Perangkat Lunak yang Tidak Diperbarui (out-of-date devices).
Baca juga: Saling Lempar dengan Kominfo soal Hacker Bjorka, BSSN: Keamanan Siber Tanggung Jawab Bersama
Yakni, perangkat lunak dari setiap aplikasi di ponsel kita biasanya memberikan pembaruan (update) dalam periode waktu tertentu.
Hal itu dilakukan untuk memperbarui versi aplikasi, termasuk di dalamnya pembaruan untuk celah keamanan yang diketahui pernah ada.
“Jika tidak diperbarui, risiko keamanan ponsel kita menjadi lebih besar karena terdapat celah tersebut,” katanya.
Keempat, Kebocoran melalui Perangkat Secara Fisik (physical device breaches).
Ponsel yang tidak dijaga serta tidak dikunci juga bisa menjadi celah kebocoran data.
Hal tersebut memungkinkan ponsel pengguna diakses orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Kelima, Rekayasa Sosial (social engineering).
Dia mengatakan, terkadang tidak perlu teknologi rumit untuk meretas atau mencuri data pribadi seseorang.
Melalui rekayasa sosial, para pencuri data dapat mengelabui korbannya.
“Melalui rekayasa sosial, kita bisa melakukannya dengan misalnya berpura-pura sebagai orang lain untuk menggali informasi pribadi korban, memberikan tautan (link) palsu untuk mengelabui korban, dan sebagainya,” ungkap Ariandi.
Keenam, serangan Cryptojacking (cryptojacking attacks).
Yaitu, Cryptojacking merupakan ancaman keamanan yang relatif baru. Dengan serang ini, seseorang akan menggunakan perangkat korban untuk menambang cryptocurrency tanpa sepengetahuan pemiliknya.
“Ponsel yang mengalami hal ini mungkin akan cepat habis baterainya dan bahkan dapat mengalami kerusakan karena komponen yang terlalu panas,” katanya.