Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap Penyebab Polisi Sering Dijadikan Target Aksi Teroris, Dianggap Ancaman hingga Balas Dendam

BNPT menyebut kelompok teroris sering menjadikan polisi sebagai target aksi mereka karena dianggap sebagai ancaman.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Terungkap Penyebab Polisi Sering Dijadikan Target Aksi Teroris, Dianggap Ancaman hingga Balas Dendam
Kolase Tribunnews.com: Tangkap layar kanal YouTube KompasTV dan TribunMedan/Istimewa
(Kiri) Bom bunuh diri di Polrestabes Medan dan (Kanan) Kondisi Polsek Astana Anyar, Bandung, lokasi bom bunuh diri. Ini alasan kelompok teroris menjadikan polisi sebagai target mereka. 

Ia mengungkap, di mata kelompok JAD, sebuah negara yang tidak menggunakan asas Islam akan dipandang sebagai thougut atau musuh Islam.

"Bagi mereka ketika berbicara satu negara tidak berdasarkan syariat Islam, kemudian tidak ada mencoba perubahan, ya mereka kafirkan," ujarnya dikutip dari TribunJabar.com.

Mantan tersangka kasus bom Kedutaan Besar Myanmar 2013 ini mengatakan, aparat penegak hukum menjadi target JAD karena membela negara yang tidak berasaskan Islam dan dipandang sebagai penolong sistem setan.

"Warga sipil pun mereka kafirkan. Aparat penegak hukum, khususnya TNI-Polri membela negara, maka mereka sebut thogut atau penolong sistem setan dan jelas itu target mereka," terangnya.

Menurutnya, kelompok JAD memiliki rasa kekeluargaan, ideologi, dan militansi yang tinggi.

Meskipun jumlah anggotanya sedikit, namun sangat berbahaya karena tiga hal tersebut.

"Apabila ada kelompok mereka tertangkap, jemaahnya siap membiayai keluarganya," pungkasnya.

Berita Rekomendasi

Robby Rubiansyah menjelaskan, anggota JAD akan menunggu anggota lain yang masih dipenjara dan akan melakukan aksi terorisme serupa, setelah bebas karena ideologi mereka sudah mengakar sangat kuat.

Baca juga: Pengamanan Pernikahan Kaesang-Erina Diperketat Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Bandung

"Memang secara ideologi sangat kuat karena mereka ini seperti sel jaringan. Jika ada yang baru keluar dari masa hukuman, mereka akan kembali meraih sebagai ikhwan dan potensi serupa kejadian seperti yang dilakukan Agus Sujanto (pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar)," tambahnya.

Ia mengungkap saat ini masih banyak anggota JAD yang masih aktif termasuk di Bandung.

"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD itu. Memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka," terangnya.

Kronologi meninggalnya Aipda Sofyan

Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, AKBP Sutorih mengungkap kronologi meninggalnya Aipda Sofyan.

Aipda Sofyan merupakan petugas yang menghadang pelaku bom bunuh diri ketika ingin masuk ke Mapolsek Astana Anyar.

Baca juga: Fakta-fakta Terkait Insiden Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar: Ditemukan 2 Bom di Lokasi

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas