Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Perseteruan Bupati Meranti vs Kemenkeu: Berawal dari Kata Iblis Setan, Dipanggil Kemdagri

Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil berseteru dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Fakta Perseteruan Bupati Meranti vs Kemenkeu: Berawal dari Kata Iblis Setan, Dipanggil Kemdagri
kolase tribunnews
Fakta Bupati Meranti berseteru dengan Kemenkeu karena menyebut Kemenkeu dengan kata iblis dan setan 

TRIBUNNEWS.COM - Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, berseteru dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Perseteruan ini buntut pernyataanya yang menyebut Kemenkeu dengan kata 'iblis dan setan'.

Terkait perseteruan ini, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) turun tangan.

Muhammad Adil dipanggil ke Kemendagri hingga mendapat teguran keras. 

Dihimpun Tribunnews.com, Selasa (13/12/2022), berikut ini fakta-fakta perseteruan Bupati Meranti dengan Kemenkeu:

1. Awal mula

Perseteruan ini bermula dari pernyataan Bupati Meranti, Muhammad Adil, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah se-Indonesia di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri Syariah Pekanbaru pada Kamis (8/12/2022).

Berita Rekomendasi

Dalam rapat itu, pihak Kemenkeu dipimpin oleh Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Luky Alfirman.

Dikutip dari TribunPekanbaru, dalam rapat tersebut, Muhammad Adil menyampaikan kekesalannya terkait pembagian Dana Bagi Hasil (DBH).

Bupati Kepulauan Meranti M Adil
Bupati Kepulauan Meranti M Adil (TribunPekanbaru.com)

Baca juga: Profil Muhammad Adil, Bupati Kepulauan Meranti Riau yang Berseteru dengan Kemenkeu

Ia menilai Kepulauan Meranti layak mendapat DBH dengan hitungan US$ 100 per barel.

Namun dikatakannya, pada 2022 ini DBH yang diterima hanya Rp114 miliar dengan hitungan US$60/barel.

Ia mendesak Kemenkeu agar DBH yang diterima menggunakan hitungan US$100 per barel pada 2023 mendatang.


Saat rapat bersama Kemenkeu beberapa waktu lalu, Bupati Adil mengaku tidak bisa menyampaikan keluhannya.

"Kemarin waktu Zoom dengan Kemenkeu tidak bisa menyampaikan dengan terang. Didesak, desak, desak barulah menyampaikan dengan terang bahwa 100 dollar per barel," ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas