Kemenag RI: Kampanye Moderasi Beragama Melalui Media Sosial Mulai Digalakkan
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI Prof. Suyitno menyampaikan, sosialisasi moderasi beragama selain melalui buku juga melalui media sosial.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof. Suyitno menyampaikan, sosialisasi moderasi beragama selain melalui buku juga melalui media sosial.
Karena media sosial hari ini dalam beberapa riset terakhir, paling banyak dan massif digunakan publik mengkampanyekan hal-hal positif mulai dari persoalan Pendidikan, perdagangan, wisata, dan sebagainya.
Hal itu disampaikan Suyitno dala. Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing di Pelataran Candi Sewu, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022).
“Hampir tidak ada satu pun bidang hari ini yang promote-nya tidak menggunakan media sosial. Hampir semua bidang, mulai yang positif sampai yang negative,” kata Suyitno.
Media sosial, lanjutnya, ibarat dua mata pisau, ada sisi positif yang harus digunakan karena sangat efektif.
Tapi tidak jarang digunakan oleh kelompok yang anti mainstream untuk kepentingan negatif, termasuk digunakan untuk kepentingan isu-isu intoleransi, radikalisme, dan sejenisnya.
“Karena tugas kita dan Kementerian Agama sangat konsen di bidang ini, kita harus sudah saatnya melakukan counter issue, promote, dengan berbagai cara. Baik dalam bentuk artikel, komik, cerita, buku, apapun produk itu. Sudah saatnya kita hadirkan ke media sosial yang jumlah penduduk media sosial jauh lebih responsif, lebih kritis, dibanding penduduk dunia nyata,” paparnya.
Baca juga: Bupati Lebak Bantah Larang Perayaan Ibadah Natal di Maja, Kemenag Banten: Yang Benar Mengimbau
Karenanya, sambung Suyitno, Kemenag memandang perlu terus menerus hadir di dunia maya, terus mengisi sekian banyak layanan di media sosial dalam rangka mengimbangi.
“Mari kita semua memiliki komitmen yang sama, tiada pilihan lain kecuali meng-counter issue-issue yang berseliweran di dunia maya, baik sengaja atau tidak kita menemukan konten yang negative,” serunya.
“Sebelum itu terlambat, maka kita haru berkomitmen bersama, supaya hal itu tidak terjadi di Indonesia yang kita cintai,” sambung Suyitno.
Sementara, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI, H. M. Arfi Hatim menyampaikan, moderasi beragama merupakan kunci bagi terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun international atau global.
Ada berbagai cara dan media untuk penguatan moderasi beragama, baik secara internal maupun eksternal.
“Salah satunya kegiatan hari ini yang merupakan penguatan moderasi beragama melalui ‘Peluncuran dan Diseminasi Buku Moderasi Beragama Bahasa Asing’ yang telah diterjamkan sebagai panduan kebijakan mengarusutamakan cara beragama yang moderat,” kata Arfi Hatim.
Baca juga: Semangat Bersama Toleransi Beragama, Kemenag Terbitkan Draft Panduan Peliputan Konflik Keagamaan