Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Psikologi Klaim Alami Keterbatasan Data Kala Menganalisa Sosok Brigadir Joshua

Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma menyebut mengalami keterbatasan data saat dalami kepribadian Brigadir Joshua.

Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ahli Psikologi Klaim Alami Keterbatasan Data Kala Menganalisa Sosok Brigadir Joshua
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Sidang lanjutan perkara dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J dengan agenda pemeriksaan ahli di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022). - Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma mengatakan dirinya mengalami keterbatasan data saat dalami kepribadian Brigadir Joshua. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma menyebutkan bahwa dirinya mengalami keterbatasan data saat dalami kepribadian Brigadir Joshua.

Reni menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi ahli untuk terdakwa Ferdy Sambo dkk dalam lanjutan persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

Guna menutupi keterbatasan tersebut, Reni menyampaikan bahwa data yang ia dapatkan disampaikan apa adanya dan tidak bisa menganalisa secara maksimal.

"Kami menyampaikan apa adanya saat ada data yang bisa dianalisis cukup dan ada data yan tidak cukup. Sehingga kita tidak mampu menganalisis secara maksimal. Dalam BAP telah kami sampaikan keterbatasan data tersebut," kata Reni menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Sementara itu, Reni menyebutkan bahwa dirinya gunakan metode retrospektif untuk bisa dalami kepribadian Brigadir Joshua.

Baca juga: Pengakuan Putri Candrawathi Soal Senjata Api, Perlakuan Joshua hingga Perempuan Menangis di Rumahnya

"Untuk korban Joshua kita menggunakan metode yang lazim digunakan dalam psikologi, yaitu metode retrospektif. Jadi kami mencari data dari orang-orang sekitar termasuk keluarga, teman dekat, teman kerja dan sekolah di Jambi. Serta teman-teman di Jakarta," ujar Reni.

Berita Rekomendasi

Kemudian ketika ditanya JPU tingkat probabilitas kevalidan dari observasinya, Reni menuturkan hal itu tergantung pada tingkat keragaman data yang didapatkan.

"Tergantung kepada keragaman kelengkapan data yang kami dapatkan. Memang pada korban Joshua ada keterbatasan data, sehingga kami tidak bisa menyimpulkan secara detail dalam beberapa aspeknya," sambungnya.

Adapun atas data yang didapat, Reni menyatakan kalau Brigadir J memiliki kecerdasaan normal dan tidak dijumpai adanya riwayat tingah laku yang melanggar aturan atau norma.

"Kecerdasan diduga tergolong rata-rata dan berfungsi dalam batas normal. Tidak dijumpai adanya riwayat tingkah laku Joshua dalam melanggar aturan, terlibat perkelahian dan penyalahgunaan napza," ucap Reni.

Baca juga: Putri Candrawathi Ungkap Awal Kenal dengan Brigadir J, Bermula saat Joshua Jadi Sopir Ferdy Sambo

Tak hanya itu, selama menjadi anggota Polri, Brigadir Joshua juga dikenal sebagai anggota yang patuh dan tak pernah membantah serta cekatan.

"Sebagai anggota Polri dikenal sebagai anggota yang cekatan, memiliki dedikasi, dan layak direkomendasikan sebagai Aide de Camp (ADC) pejabat tinggi kepolisian," ungkap Reni.

Sementara semasa kecilnya, Brigadir J diketahui sebagai anak yang memiliki karakter baik dan aktif dalam berbagai kegiatan.

Adapun kegiatan yang dilakukan Brigadir J semasa kecil juga cenderung positif.

"Di masa kecil dan masa remaja dia dikenal sebagai anak yang karakter baik, aktif dalam berbagai kegiatan, dan positif dalam kegiatannya," tukas Reni.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas