Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lemhannas Hasilkan 42 Rekomendasi Kebijakan Terhadap 5 Isu yang Diminta Presiden Jokowi

Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto mengatakan, pihaknya telah menghasilkan 42 kajian atau rekomendasi kebijakan.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Lemhannas Hasilkan 42 Rekomendasi Kebijakan Terhadap 5 Isu yang Diminta Presiden Jokowi
Tribunnews.com/Gita Irawan
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dan jajaran saat Konferensi Pers Pernyataan Akhir Tahun 2022 Gubernur Lemhannas RI di kantor Lemhannas RI Jakarta Pusat pada Rabu (21/12/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Andi Widjajanto mengatakan, kajian Lemhannas RI pada tahun 2022 fokus pada lima isu yang diminta Presiden Joko Widodo.

Lima isu tersebut yakni konsolidasi demokrasi, tranformasi digital, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Dari lima fokus kajian tersebut, kata Andi, Lemhannas RI telah menghasilkan 42 kajian atau rekomendasi kebijakan.

"Kalau tercatat sekarang sebanyak 42 kajian atau rekomendasi kebijakan dari lima topik yang diminta Presiden Jokowi," kata Andi saat Konferensi Pers Pernyataan Akhir Tahun 2022 Gubernur Lemhannas RI di kantor Lemhannas RI Jakarta Pusat pada Rabu (21/12/2022).

Terkait topik konsolidasi, kata Andi, Lemhannas mencatat adanya kecenderungan terjadinya regresi demokrasi di dunia yang juga terjadi di Indonesia.

Baca juga: Gubernur Lemhannas Harap Pemberian Pangkat Tituler Diberlakukan Lebih Luas Bagi Komcad

Untuk itu, kata dia, tantangan Indonesia adalah memperkuat konsolidasi demokrasi sehingga bisa semakin matang menuju Pemilu 2024 di tengah kecenderungan regresi demokrasi.

Berita Rekomendasi

Terkait topik transformasi digital, Andi mengatakan Presiden Joko Widodo meminta Lemhannas melakukan kajian agar Indonesia bisa melompat masuk ke era digitalisasi demokrasi.

Lemhannas, kata dia, juga menyadari bahwa transformasi digital di Indonesia masih harus ditingkatkan kualitas infrastruktur digitalnya.

Terutama, lanjut dia, pemerataan infrastruktur digital ke wilayah-wilaya terpencil terutama pulau-pulau kecil di Indonesia.

"Yang penting setelah infrastruktur digital itu diperkuat, maka kita harus gerak untuk perkuat literasi digital di Indonesia, yang antara lain yang usaha kami kontribusikan sesuai arahan Presiden adalah algoritma kebangsaan," kata Andi.

Baca juga: Gubernur Lemhannas Tunggu Analisa Lingkungan Strategis Dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Terkait topik ekonomi hijau, kata dia, saat ini ekonomi hijau mendapatkan peluang yang sangat tinggi terutama di masa pandemi Covid-19 dan disrupsi pasokan komoditas energi akibat pandemi serta perang Rusia dan Ukraina.

Volatilitas harga dari komoditas energi tersebut, kata dia, membuat banyak pihak semakin serius memikirkan transisi energi hijau ke depan.

“Kami perhatikan bahwa kapasitas Indonesia untuk melakukan transisi energi hijau ini relatif masih berada di skala menengah,” kata dia.

Terkait topik ekonomi biru, kata dia, bertumpu pada Kemenko Maritim dan KKP, untuk membuat pembangunan infrastruktur ekonomi biru yang terkait industri perikanan dan konservasi biru bisa berjalan beriringan.

Paradigma utama dari ekonomi biru yang sedang dikembangkan saat ini, kata dia, adalah terkait kesehatan samudera.

Baca juga: Lemhannas Akan Buat Kajian Khusus Soal Eskalasi Kekerasan di Papua hingga Kesiapan DOB untuk Pemilu

Namun terkait hal itu, kata dia, skor Indonesia masih berada di skala menegah.

"Sehingga kami lihat banyak peluang yang harus dilakukan Indonesia untuk tingkatkan indeks kesehatan samudera, dengan antara lain menyeimbangkan antara upaya membangun Industri biru dengan upaya upaya untuk tetap menjaga konservasi dari laut dan samudera kita," kata dia.

Terkait topik pembangunan Ibu Kota Nusantara, kata dia, kajian utama yang digarap Lemhannas yakni terkait pertahanan dan perpindahan Jakarta ke Ibu Kota Nusantara di mana akan mengubah center of gravity Indonesia. 

Perpindahan center of gravity tersebut, kata dia, juga akan membutuhkan gelar-gelar militer baru.

Hal tersebut, kata dia, juga akan memunculkan kerawanan-kerawanan strategis baru yang harus segera dimitigasi.

Baca juga: Gubernur Lemhannas: Indonesia Harus Siap Adopsi Teknologi Pertahanan Udara dan Siber Mutakhir di IKN

"Dengan antara lain melakukan gelar-gelar baru terutama gelar udara yang sifatnya mengandalkan air centric warfare," kata dia.

Kegiatan Konferensi Pers Pernyataan Akhir Tahun 2022 Gubernur Lemhannas RI tersebut dilaksanakan secara hibrida di Lemhannas RI.

Dalam kegiatan tersebut, Andi didampingi Wakil Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs Purwadi Arianto, Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof Dr Ir Reni Mayerni, MP, dan Tenaga Profesional Bidang Sumber Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Prof Dr Ir Dadan Umar Daihani, DEA.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas