PKS Sindir Jokowi: Rakyat Tidak Menghendaki Pemimpinnya di Tengah Pandemi Naikkan BBM
Pipin menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM tersebut dirasakan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di tengah pandemi Covid-19. Imbasnya, banyak masyarakat yang menjerit akibat kebijakan tersebut.
Karena itu, Politikus PKS Pipin Sopian menyatakan bahwa pihaknya setuju dengan pernyataan Jokowi sebelumnya yang menginginkan masyarakat tak salah pilih pemimpin. Khususnya, pemimpin yang menaikkan harga BBM di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Survei Voxpol Center: Pemilih NasDem-PKS Anggap Program Jokowi-Maruf Tak Layak Dilanjutkan
"Jangan sampai kita salah pilih pemimpin calon presiden 2024. Saya katakan kenapa kita tidak boleh salah karena rakyat tidak menghendaki pemimpinnya di tengah pandemi menaikkan harga BBM. Jadi saya kira bagus, saya setuju. Pak Jokowi bilang jangan sampai salah memilih pemimpin," kata Pipin kepada wartawan, Sabtu (24/12/2022).
Pipin menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM tersebut dirasakan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dia bilang, kondisi ekonomi masyarakat kini menjadi carut marut.
"Jangan salah pilih pemimpin pada saat kita selesai pandemi BBM dinaikkan. Kondisi ekonomi menjadi carut marut. Kemarin saya tanya ke tukang martabak bahwa menyatakan ya beberapa bulan setelah BBM naik, pendapatan saya berkurang 50 persen," ungkapnya.
Karena itu, kata Pipin, pihaknya setuju dengan pernyataan Jokowi yang menyatakan Indonesia tak boleh salah memilih calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.
"Jadi saya akhirnya harus mengatakan bahwa tidak boleh salah memilih calon presiden. Ketika salah memilih calon presiden yang terkena dampaknya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti masyarakat sebaiknya tidak salah memilih pemimpin. Dia mengingatkan masyarakat agar jangan memilih pemimpin yang senang duduk di Istana.
Baca juga: Jokowi Khawatir Istana Dituduh Ketika Ada Koalisi Gagal, PKS: Tak Perlu Takut
Menurut Presiden Jokowi, pemimpin Indonesia ke depan adalah yang memahami perasaan masyarakat.
"Konsekuensi ke depan pemimpin seperi apa yang kita cari? Hati-hati, saya titip hati-hati. Pilih pemimpin yang mengerti apa yang dirasakan rakyat, pilih nanti di 2024 pilih yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat, setuju?" ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (26/11/2022).
"Pilih pemimpin yang tahu apa yang diminginkam rakyat, yang dibutuhkan rakyat, setuju? Jangan sampai, jangan sampai kita pilih pemimpin yang hanya senang duduk di istana yang AC-nya dingin, saya ulang, jangan sampai kita pilih pemimpin yang duduk di istana AC dingin," sambung dia.