Survei Indikator Desember 2022: Tren Kepuasan Kinerja Presiden Jokowi Naik Turun
Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi selama memimpin hanya sekali berada di bawah 50% yakni pada Juni 2015.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei nasional Indikator Politik Indonesia pada 1 sampai 6 Desember 2022 menyatakan tren tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik turun.
Berdasarkan data yang dipaparkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi pada Desember 2022 berada di angka 71,3 persen.
Sedangkan pada November 2022, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi berada pada 66,2 persen.
Sebagai gambaran, berdasarkan data yang dipaparkan Burhanuddin tercatat selama enam bulan terakhir tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi mengalami naik turun.
Baca juga: Meski Dibayangi Resesi, Kepuasan Publik terhadap Presiden Jokowi di Angka 77,8 Persen
Berikut ini tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi sejak bulan Juni 2022 hingga Desember 2022: Juni 67,5 persen, Agustus 72,3%, September 67,2%, Oktober 70,5%, November 66,2%, dan Desember 71,3%.
Meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi naik turun namun, kata dia, penurunannya tidak pernah sampai di bawah 50%.
Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi selama memimpin hanya sekali berada di bawah 50% yakni pada Juni 2015.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, tercatat pada saat itu tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi berada pada 40,7%.
Hal tersebut disampaikannya saat Rilis Survei Nasional Indikator Politik Indonesia bertajuk Kinerja Presiden, Elektabilitas Bakal Calon Presiden, dan Partai Jelang 2024 di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Rabu (4/1/2023).
"Coba cek, dari data over time kita, sekali approval presiden itu di bawah 50%. Itu Juni 2015. Saat itu inflasi 8,3%, carry over dari kebijakan pemerintah sebelumnya yang menaikan harga BBM di November 2014, kemudian punya impact kepada approval rating presiden," kata Burhanuddin.
"Tapi kemudian Presiden Jokowi seperti punya pola, punya rumus, resep untuk mengatasi approval rating yaitu dengan menjaga rezim inflasi rendah," sambung dia.
Di sisi lain, menurutnya tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi punya kecenderungan berdampak pada tingkat elektabilitas Anies Baswedan.
"Nanti kita temukan ketika approval rating presiden itu turun, itu Anies Baswedan mengalami kenaikan. Misalnya November 2022. Kan turun itu dari 70,5% ke 66%. Waktu itu elektabilitas Anies naik cukup tajam," kata dia.