'Turun Gunung' Wujudkan Pembangunan Asrama UKI
Maruarar Sirait mengatakan, saat ini Universitas Kristen Indonesia (UKI) meraih predikat Unggul dan menjadi peringkat 70 dari ribuan perguruan tinggi
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Taruna Merah Putih Maruarar Sirait mengatakan, saat ini Universitas Kristen Indonesia (UKI) meraih predikat Unggul dan menjadi peringkat 70 dari ribuan perguruan tinggi di Indonesia.
Menurutnya hal tersebut perlu diapresiasi.
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber bersama Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia pada Seminar Nasional Universitas Kristen Indonesia (UKI) bertema, 'Sinergi Pemerintah dengan Generasi Muda dalam Pembangunan Menuju Indonesia Maju', di Auditorium FK Kampus UKI Cawang, Jumat (13/1/2023).
“Beruntung UKI bisa mengundang Pak Bahlil hari ini, menteri terbaik di Kabinet Jokowi. Tahun 2019-2022 tidak pernah target dibebankan presiden tidak tercapai, Covid bukan alasan tidak tercapai. Saya sudah sering diundang berbicara di forum UI, UGM, ITB, USU dan lainnya, tetapi baru kali ini saya diundang di UKI. Saya senang sekali, karena Bapak saya pengurus Yayasan UKI dan adik saya (dr Imam) alumni dan juga pernah Ketua Senat Fakultas Kedokteran. Meski tidak alumni UKI tetapi saya cinta kampus ini,” kata dia.
Maruarar mengatakan, jika UKI bisa meraih predikat Unggul itu hasil luar biasa, harus dipuji.
Sesuai judul seminar Membangun Sinergi untuk Indonesia Maju sebenarnya sudah berjalan.
"Pak Bahlil aktivis HMI sudah lakukan, tahun lalu beliau menyumbang Rp 500 juta untuk GMKI,” katanya.
Untuk menuju ke sana, maka perlu membangun kultur, legal dan SDM kuat.
Supaya kekayaan alam di Indonesia dimamfaatkan secara adil, tidak dikuasai orang itu-itu saja.
“Lagi-lagi Pak Menteri telah memulai ke sana. Indonesia tahun 2020-2022 target penerimaan pajak tercapai juga tak terlepas sektor investasi. Kalau tidak tercapai pasti defesit meningkat, kurang lapangan pekerjaan dan terjadi kemiskinan,” ujar dia.
Pria yang akrab disapa Ara itu mengapresiasi langkah Rektor Dr. Dhaniswara K. Harjono yang mampu merubah UKI.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Rektor UKI Minta Mahasiswa Tidak Mudah Terpecah Belah
"Pak Rektor tadi cerita sudah terjadi perubahan meski dalam keterbatasan sarana dan prasarana. Kalau hari ini peringkat UKI masuk 70 diantara perguruan tinggi se-Indonesia maka kalau boleh tahun depan UKI sudah mencapai 50. Saya kerja swasta, saya bukan alumni UKI tapi hati saya bersama UKI,” kata Ara.
“Pak Rektor kami diajarkan ayah saya (Sabam Sirait) berpegang kepada trust. Lebih bagus rugi daripada tidak dipercaya. Kami komitmen untuk itu. Kalau Pak Rektor berkenan tunjuk saya untuk Ketua Pembangunan Asrama UKI. Silahkan tunjuk arsitek dari dalam UKI yang tentu free. Saya konsen karena staf saya sehari-hari banyak dari UKI. Ada Batak, Ambon dll. Cari dua orang, yang komit, jangan telmi dan kita bikin tim yang bagus untuk pembangunan, Pak Raktor terima bersih saja,” ucapnya.
Mengutip Bung Karno, bahwa lawanmu bangsamu sendiri, diri kita sendiri yang tidak mau berubah.
“Pak Bahlil pernah didik SMP Kristen, dia paham nilai-nilai kristiani. Contoh tadi beliau membantu 500 juta GMKI. Di sini ada Ketua Yayasan Edward Sirait sangat tepat membantu untuk terus memajukan UKI. Cuman satu hal, saya tekankan disini, kalau tidak transparan dan korupsi kita tak segan memasukkan penjara. Saya tidak mau ada kepentingan pribadi, kita datang kesini membantu, jangan terbalik-balik,” ucapnya.
Kalau mau perubahan, Ara mengatakan jangan setengah hati, harus full.
Terkait darimana biayanya, dia yakin jika gotong royong pasti terealisasi dengan baik.
“Saya mulai dengan menyumbang Rp 3 miliar. Bayangkan saya diundang dimana-mana dan baru kali ini datang ke UKI, saya harus ada gunanya. Saya doakan mahasiswa sukses semua ke depan,” kata dia.
Dia berpesan kepada mahasiswa, boleh kita mulai dari bawah, namun jangan berakhir di bawah. Kepala harus bergaul dengan kepala atau paling tidak calon kepala.
Jangan bergaul ekor dengan ekor. Kalian datang dari berbagai pelosok Indonesia tentu demi belajar untuk mengubah hidup.
Tahun 2023 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan bahwa serba tidak pasti, baik politik dan ekonomi.
"Kita semua di sini berkepentingan agar Menteri Investasi/BKPM sehat supaya target investasi tahun ini tercapai. Sebab kalau investasi tidak tercapai, penerima pajak terganggu, dampak berikutnya pengangguran, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi tidak meningkat. Penting sekali apa ditargetkan bisa tercapai," ujarnya.
Ara juga tak segan berbagi pengalaman pribadi untuk memotivasi mahasiswa untuk melangkah maju.
Dalam keluarga, dirinya mencontohkan didik orang tua dengan ketat memegang teguh beberapa hal yakni tradisi Kristen, tradisi politik, tradisi Batak dan tradisi ekonomi.
“Orang tua selalu mengajarkan ajaran Kristen, hidup dengan kasih dan berbagi berkat. Mengajarkan politik itu suci, bukan mencari kekuasaan tetapi bisa berdampak kepada bangsa dan negara. Mengajar tradisi Batak yang mana hati, omongan, pikiran dan tindakan harus selaras dan penuh komitmen," ucapnya.
"Meski banyak Batak sudah berbeda, mudahan-mudahan yang ada di UKI tidak demikian. Pikiran, tindakan, hati omongan harus sama. Saya dan Pak Bahlil sama satu frekuensi. Dan Pak Bahlil pasti cocok dengan UKI karena kampus ini berubah dengan progresif. Saya tidak apa-apa dalam menggerakkan jaringan dibandingkan dengan kemampuan Pak Bahlil,” imbuhnya.
Ara juga mengingatkan bahwa yang membantu rencana pembangunan ini tidak hanya agama Karisten juga dari agama yang lain.
Karena itu, ia juga mengingatkan agar sebaliknya kita juga harus berlaku sama membantu agama yang lain.
"Jangan jadi orang Kristen yang hanya miminta perhatian dan keadilan, kita juga membantu dan memberi keadilan kepada saudara kita yang lain. Jangan jadi Pancasilais gadungan tapi Pancasila sejati,” pungkasnya dihadapan 1500 peserta baik secara online dan onsite.
Sebelumnya, Rektor UKI Dr. Dhaniswara K. Harjono dalam sambutannya menyampaikan bahwa UKI sebagai kampus tertua di Tanah Air yang sudah berdiri 15 Oktober 1953.
Dalam usia tersebut kabar baiknya sekarang UKI menjadi universitas Unggul yang ke 28 di antara ribuan perguruan tinggi di Indonesia.
Bahkan meraih peringkat 70 terbaik di Indonesia. Meski mampu menorehkan prestasi besar secara sarana prasarana UKI termasuk sederhana dibandingkan kampus lainnya. Meski UKI berdiri di atas kaki sendiri.
“Kalau UI mendapat CSR Rp 500 miliar setahun dan sayangnya meski namanya mirip UKI tidak pernah mendapatkan. Kita berharap dengan hadirnya Pak Bahlil dan Pak Ara ke depan UKI bisa mendapatkannya. Sebab UKI selama ini dikenal salah satu universitas yang mahasiswa berasal dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Menteri Investasi/BKPM pada kesempatan itu, juga merespon dengan baik, dan langsung menjanjikan memberikan sumbangan dari CSR perusahaannya.
“Pak Dhanis ini adalah senior saya di HIPMI, pernah jadi Ketua HIPMI Jakarta, saya terpilih Ketua Umum HIPMI berkat dukungannya, saya akan turut menyumbang untuk pembangunan Asrama Mahasiswa UKI. UKI sangat terkenal di Indonesia Timur,” tandasnya.