Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah

Berikut deretan kesaksian mahasiwa UNY yang menjadi korban UKT yaitu ada yang sampai menjual sapi hingga harus memakai asuransi sang ayah.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah
YouTube Media Philosofis
Koalisi UNY Bergerak menggelar diskusi dengan menghadirkan empat mahasiswa terkait kesulitan dalam membayar UKT di UNY, Selasa (17/1/2023). Berikut deretan kesaksian mahasiwa UNY yang menjadi korban UKT yaitu ada yang sampai menjual sapi hingga harus memakai asuransi sang ayah. 

TRIBUNNEWS.COM - Deretan mahasiswa yang menjadi korban atas ketidaksesuaian golongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menceritakan kesaksiannya.

Setidaknya ada tiga mahasiswa yang dihadirkan untuk memberikan kisahnya terkait kesulitan membayar UKT saat mengenyam pendidikan di UNY.

Adapun kesaksian mereka difasilitasi oleh gerakan kolektif dari UNY Bergerak dan diselenggarakan di Nitikusala Cafe, Sleman, pada Senin (16/1/2023) malam serta ditayangkan secara daring di YouTube Media Philosofis.

Dalam menceritakan pengalamannya, identitas keempat mahasiswa tersebut sengaja disembunyikan dan mengatasnamakan sebagai 'Korban UKT'.

Cerita pertama pun disampaikan oleh mahasiswa UNY angkatan 2020 berinisial A.

A mengaku harus membayar biaya UKT sebesar Rp 4,2 juta per semester.

Baca juga: Mendikbudristek: UKT Kategori Murah Saya Tantang Semua PTN Jadi Badan Hukum

Dengan biaya UKT sebesar itu, A mengaku keberatan lantaran latar belakang pekerjaan orang tuanya yang bekerja serabutan sambil menjajakan Hidangan Istimewa Kampung (HIK) serta buruh pabrik.

Berita Rekomendasi

Padahal, dirinya membayangkan bahwa berkuliah di UNY adalah universitas yang menerapkan biaya murah.

"Saya membayangkan, ketika saya kuliah di UNY itu adalah bayangan pendidikan yang murah, yang mana bisa terjangkau dari saya sebagai masyarakat desa kurang mampu," tuturnya.

Dinilai UKT terlalu tinggi, kondisi finansial keluarga A pun diperburuk dengan hantaman pandemi Covid-19 sehingga membuat penghasilan ayahnya menurun drastis.

Sementara ibunya yang bekerja sebagai buruh pabrik harus mengalami pemotongan jam kerja dan upah.

Alhasil, A pun memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai buruh di salah satu perusahaan perkebunan di Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Namun, upaya A untuk membantu orang tuanya dirasa kurang.

Baca juga: Biaya Kuliah Unnes 2022 Jalur Mandiri, UKT Termurah Rp 500 Ribu, Berikut Rinciannya

Hal ini membuat tabungan orang tua berupa seekor sapi pun harus dijual agar biaya kuliah A dapat dilunasi.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas