Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah
Berikut deretan kesaksian mahasiwa UNY yang menjadi korban UKT yaitu ada yang sampai menjual sapi hingga harus memakai asuransi sang ayah.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
"Ibu dan Bapak saya menjual sebagai tabungan untuk membiayai saya kuliah. Padahal itu untuk tabungan adik saya nanti bisa masuk ke SD Muhammadiyah."
"Di situ biayanya cukup mahal," ujar A.
Kendati demikian, penjualan sapi itu tidak dapat menutup biaya kuliah dari A sehingga membuat orangtuanya harus meminjam uang ke bank.
"Pendidikan saya sekarang ini juga ternyata dibiayai orang tua melalui berhutang ke bank, gitu," katanya.
Ada yang Putuskan Pindah Kuliah
Kisah lain pun diungkapkan oleh mantan mahasiswa UNY angkatan 2020 berinisial B.
B mengatakan dirinya memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di UNY lantaran biaya kuliahnya dianggap 'bikin kantong bocor'.
Alhasil, ia pun memutuskan untuk berpindah kuliah di perguruan tinggi di daerah tempat tinggalnya yaitu Jakarta.
B mengungkapkan saat masih berstudi di UNY, UKT yang harus dibayarkan olehnya sebesar Rp 3,6 juta per semester.
Menurutnya, nominal UKT sebesar itu dirasa terlalu mahal lantaran dirinya adalah mahasiswa rantau dengan ayah yang bekerja sebagai penjual soto.
"Berhubung saya orang Jakarta yang nggak ada saudara, (Rp) 3,6 (juta) itu serasa mahal. Karena kan belum biaya kos, biaya saya makan, dan berdinamika sendiri di kampus," ujarnya.
Baca juga: 15 Universitas Terbaik di Yogyakarta 2022 Versi UniRank: UGM, UNY, UII Teratas
Melihat hal tersebut, B pun berinisiatif untuk meminta keringanan pembayaran UKT ke pihak UNY tapi tidak diloloskan.
Alhasil, atas permintaan kedua orangtuanya, B pun memutuskan untuk menghentikan studinya di UNY.
"Kalau 4 sampai 5 tahun ke depan saya kuliah di UNY, apakah saya bisa bertahan dengan keadaan yang dibilang, saya harus menahan lapar, menahan kebutuhan-kebutuhan saya, gitu lho," beber B.