Ramai-ramai Lembaga Survei Ungkap Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Jokowi di Atas 70 Persen
Pada Januari 2023, survei LSI menemukan 76,2 persen responden menyatakan puas atau sangat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai lembaga survei telah menyampaikan hasil surveinya terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terbaru, dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada periode 7-11 Januari 2023 terhadap 1.221 responden, memperlihatkan lebih dari 75 persen responden puas dengan kinerja Jokowi.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan memaparkan temuannya tersebut pada live Youtube LSI dengan tajuk "Kinerja Presiden, Pencabutan PPKM, Ketersediaan Bahan Pokok dan BBM, serta Peta Politik Terkini".
"Pada Januari 2023 ini, kami menemukan 76,2 persen responden menyatakan puas atau sangat puas terhadap kinerja Presiden," kata Djayadi, Minggu (22/1/2023).
Baca juga: Survei LSI: Pendukung Partai Oposisi Cenderung Tidak Puas Kinerja Presiden Jokowi
Ia menjelaskan, dari angka 76,2 persen tersebut, sebanyak 57,5 persen responden menyatakan cukup puas.
Sementara ada 18,7 persen responden yang menyatakan sangat puas dengan kepemimpinan Jokowi.
Djayadi mengungkapkan angka kepuasan publik pada Pemerintahan Jokowi terus mengalami kenaikan.
Hal tersebut terekam pada temuan surveinya selama kurun waktu tiba bulan terakhir.
"Sejak tiga bulan terakhir, kinerja Presiden mengalami peningkatan dalam persepsi positif masyarakat dari 62,6 persen pada September 2022 menjadi sekarang 76,2 persen. Kalau kita lihat tiga bulan terakhir, peningkatannya cukup signifikan," ungkapnya.
Adapun metode survei yang digunakan LSI adalah random digit dialing (RDD) dengan MoE +/2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut hasil survei dari sejumlah lembaga terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi yang dihimpun Tribunnews.com:
1. Survei Poltracking Indonesia
Hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis Desember 2022 menunjukkan tren kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang meningkat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan tingkat kepuasan publik saat ini mencapai 73,2 persen.
"Pernah turun di 59,6 persen (Mei 2022) kemudian naik jadi 66,2 persen (Agustus 2022) dan sekarang di angka 73,2 persen," kata Hanta dalam rilis survei yang ditayangkan dalam Youtube Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Survei LSI : Perempuan Lebih Banyak yang Menyatakan Harga Sembako dan BBM Tak Terjangkau
Hanta menjelaskan salah satu faktor kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan naik dikarenakan program bantuan pemerintah yang menyasar masyarakat.
Di sisi lain, ia menambahkan kenaikan kepuasan publik terhadap pemerintah beriringan dengan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Disebutkan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden saat ini mencapai 73,5 persen.
"Jadi, konsisten kalau pemerintahan di 73,2 persen, sementara presiden 73,5 persen. Kemudian ini tren kepuasan terhadap kinerja presiden ini juga naik. Pernah 68,4 persen (Oktober 2021), pernah turun jadi 59,1 persen (Mei 2022), kemudian naik 68,4 persen (Agustus 2022), tiga bulan kemudian menjadi 73,5 persen (November 2022)," jelasnya.
Sementara itu, tingkat kepuasan publik terhadap Maruf Amin saat ini mencapai 64,7 persen. Angka itu terpaut jauh lebih rendah dari Jokowi.
Baca juga: Survei LSI Januari 2023: Elektabilitas PDIP Teratas, Disusul Gerindra dan Demokrat
Sebagai informasi, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung pada 21-27 November 2022.
Jumlah sampel 1.220 responden dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
2. Survei Indikator Politik Indonesia
Indikator Politik Indonesia mencatat selama enam bulan terakhir tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi mengalami naik turun.
Berikut ini tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi sejak bulan Juni 2022 hingga Desember 2022.
Juni 67,5 persen, Agustus 72,3 persen, September 67,2 persen, Oktober 70,5 persen, November 66,2 persen, dan Desember 71,3 persen.
Menurut Peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi meski tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi naik turun namun penurunannya tidak pernah sampai di bawah 50 persen.
Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi selama memimpin hanya sekali berada di bawah 50 persen yakni pada Juni 2015.
Populasi survei yang dilakukan pada 1 Desember 2022 sampai 6 Desember 2022 tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei tersebut sebanyak 1.220 responden.
Baca juga: Bawaslu Ingatkan Ancaman Pidana Bagi Lembaga Survei Tak Pakai Metode Ilmiah
Sampel survei berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling dan ukuran sampel basis 1.220 responden, survei tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekira 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control diklaim tidak ditemukan kesalahan berarti.
3. Survei Charta Politika
Survei yang diselenggarakan Charta Politika pada 8-16 Desember 2022 menunjukkan 72,9 persen responden mengaku puas terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyatakan tingkat kepuasan publik ini merupakan yang tertinggi sejak kemunculan Covid-19 pada Februari 2020.
"Angka ini bisa dikatakan paling tinggi sepanjang tahun 2022, lebih tinggi dibandingkan data bulan januari 2022 dan bahkan masih lebih tinggi juga dibandingkan situasi sebelum Covid," kata Yunarto dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).
Yunarto mengungkapkan pada Februari 2020, kepuasan terhadap pemerintah berada di angka 70,7 persen lalu anjlok menjadi 58,8 persen pada Mei 2020 akibat situasi pandemi.
Setelah itu, angka kepuasan publik cenderung fluktuatif sebelum mencapai 71,7 persen pada Januari 2022 sebelum kembali melorot ke sekitar 60-an persen akibat isu kenaikan harga bahan bakar minyak dan barang pokok lainnya.
Namun, pada akhirnya, tingkat kepuasan terhadap pemerintah berhasil mencapai titik tertingginya di angka 72,9 persen pada bulan ini.
"Saya pikir campur aduk antara situasi ekonomi yang kita lihat sudah cukup stabil, dan keberhasilan pemerintah menahan adanya inflasi atau efek domino atau multiplier effect dari adanya kenaikah harga BBM," ujar Yunarto.
Selain situasi ekonomi yang sudah stabil, Yunarto menilai, tingginya kepuasan publik juga disebabkan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 dan stabilitas politik dalam negeri.
Survei ini dilaksanakan dengan metode wawancara terhadap 1.220 orang sampel pada 8-16 Desember. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,82 persen.
4. Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research
IndEX Research mencatat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo mencapai 77,8 persen.
Tingginya kepuasan terhadap Jokowi tidak jauh berbeda sepanjang tahun 2022.
“Dibayang-bayangi oleh ancaman resesi global yang diperkirakan akan melanda pada awal 2023, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi tetap kokoh,” ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta pada Kamis (29/12/2022).
Menurut Vivin, persoalan inflasi dan resesi tidak terlalu berdampak pada tingkat kepuasan publik.
Jika melihat tren sebelumnya, faktor pandemi Covid-19 yang paling memukul telak.
Baca juga: Kembali Optimis dengan Tunjukkan Kinerja yang Semakin Baik di Tahun 2023
Pada puncak gelombang delta pada pertengahan 2021 lalu, kepuasan publik anjlok hingga ke angka 60 persen.
“Pembatasan sosial yang sangat ketat saat itu membuat perekonomian sulit untuk bergerak, tetapi seiring pelonggaran maka kepuasan publik pun kembali pulih,” jelas Vivin.
Sebagai catatan, ada sebanyak 20,1 persen publik yang merasa tidak puas di antaranya 2,3 persen tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,1 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi.
Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.