Jokowi Kaget Diberi Tahu Angka Stunting Tahun 2014 Mencapai 37 Persen
Jokowi mengatakan angka stunting tahun 2022 mencapai 21,6 persen dan angka tersebut turun dan menurutnya merupakan hasil kerja keras semua pihak.
Penulis: Reza Deni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menjadi kunci daya saing suatu bangsa, sementara stunting menjadi penghambatnya.
"Stunting di negara kita jadi PR yang sangat besar yang harus segera diselesaikan. Saya masuk di 2014 angkanya di 37 persen. Saya kaget," ujar Jokowi di pembukaan Rakernas BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
Jokowi mengatakan angka stunting tahun 2022 mencapai 21,6 persen. Angka tersebut turun dan menurutnya merupakan hasil kerja keras semua pihak.
"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan agar target 14 persen prevalensi stunting pada 2024 harus dicapai.
"Saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama, karena kita kalau di ASEAN masih di tengah-tengah. Ini nanti kalau sudah masuk ke 14 persen baru kita berada di bawahnya Singapura sedikit," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, terutama soal prevalensi stunting.
"Ingin saya laporkan hasil SGGI 2022 itu turun dari tahun lalu 24,4 persen turun 2,8 persen jadi 21,6 persen," kata Menkes Budi dalam Rakernas BKKBN, dilihat di Kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (25/1/2023).
Penurunan persentase tersebut, diakui Budi, masih belum memenuhi target Presiden Jokowi sebesar 3 persen per tahunnya.
Baca juga: Prevalensi Stunting Tahun 2022 Turun 2,8 Persen, Menkes Akui Belum Penuhi Target Presiden Jokowi
"Tapi terima kasih ke gubernur, bupati, walikota karena ini terjadi masa pandemi, bukan masa biasa," kata Budi
Karena itulah, Budi berharap seiring dicabutnya status PPKM dan meredanya kasus Covid-19 di Indonesia, target tersebut bisa tercapai.
Baca juga: Hari Gizi Nasional 2023: Inilah Cara Mencegah Stunting pada Anak Menurut Kemenkes
Di balik angka penurunan tersebut, Budi memaparkan ada tiga provinsi yang prevalensinya turun sampai menyentuh angka 5 perse, yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, dan Riau.
"Saya laporkan juga ada dua provinsi besar yang turunnya kepala 3, yaitu Jawa Barat Dan Jawa Timur," pungkasnya.