Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Nilai RI Bisa Ikuti Negara Lain yang Gunakan Cara Ini untuk Menekan Angka Perokok

Menurut Amaliya, Pemerintah Indonesia seharusnya melakukan langkah serupa demi menurunkan angka perokok yang tinggi

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Peneliti Nilai RI Bisa Ikuti Negara Lain yang Gunakan Cara Ini untuk Menekan Angka Perokok
DOK.
Ilustrasi. Sejumlah negara seperti Inggris mendukung penggunaan produk tembakau alternatif sebagai upaya untuk menekan prevalensi merokok dan menjadikan produk-produk tersebut sebagai opsi bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Amaliya menjelaskan, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti rokok pada penggunaannya.

Sehingga bisa mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Hal tersebut berdasarkan hasil kajian ilmiah yang dilakukan Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 yang berjudul Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018.

Dengan potensi tersebut, sejumlah negara seperti Inggris mendukung penggunaan produk tembakau alternatif sebagai upaya untuk menekan prevalensi merokok dan menjadikan produk-produk tersebut sebagai opsi bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya.

Menurut Amaliya, Pemerintah Indonesia seharusnya melakukan langkah serupa demi menurunkan angka perokok yang tinggi sekaligus meningkatkan perbaikan kualitas kesehatan publik di negara ini.

“Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan dapat menjadi solusi komplementer yang sejalan dengan berbagai program dan upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Melihat bukti-bukti ilmiah yang ada, pemerintah harus bersikap lebih terbuka untuk dapat melihat profil risiko yang dimiliki oleh rokok elektrik dan memanfaatkannya secara optimal,” kata Amaliya, Selasa (24/1/2023).

Berita Rekomendasi

Salah satu bukti efektivitas rokok elektrik dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan pada November 2022 lalu.

Baca juga: Asosiasi Pekerja Rokok Tolak Revisi PP Pengamanan Bahan Adiktif Tembakau

Laporan tersebut merangkum hasil riset dari Amerika Serikat (34 studi), Inggris (16 studi), dan Italia (8 studi).

Hasil dari laporan tersebut menunjukkan bahwa perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.

Secara lebih detailnya, dari 100 orang yang menggunakan rokok elektrik, terdapat 9 hingga 14 perokok memiliki peluang untuk berhasil beralih dari kebiasaan merokok.

Sementara itu, dari 100 orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin, hanya 6 perokok yang berpotensi sukses untuk beralih dari kebiasaannya.

Dr Jamie Hartmaan-Boyce dari Universitas Oxford yang juga merupakan Editor Cochrane Tobacco Addiction serta penulis dari laporan terbaru Cochrane Review mengatakan pemahaman tentang rokok elektrik yang tidak berdasarkan fakta akurat atau kajian ilmiah telah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat dan media.

Akibatnya, masyarakat, khususnya perokok dewasa, enggan menggunakan produk ini untuk membantu mereka beralih dari kebiasaannya.

Padahal, berdasarkan sejumlah hasil kajian ilmiah, rokok elektrik memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas