Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wowon cs Lakukan Pembunuhan Berantai sejak 2016, Polisi Masih Cari 2 TKW yang Hilang

Wowon cs melakukan pembunuhan berantai sejak tahun 2016 dengan korban Halimah yang dibunuh pertama kalinya.

Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Wowon cs Lakukan Pembunuhan Berantai sejak 2016, Polisi Masih Cari 2 TKW yang Hilang
Kloase Tribunnews.com/ Tribunjabar.id
Tersangka pembunuhan berantai Wowon (kiri) dan makam istri kelima Wowon, Halimah. Wowon cs melakukan pembunuhan berantai sejak tahun 2016 dengan korban Halimah yang dibunuh pertama kalinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Terungkap tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Jawa Barat, Wowon Erawan cs, melakukan aksinya sejak tahun 2016 dengan korban pertama adalah Halimah yang dibunuh.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrim Polsa Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga.

"Urutannya itu pertama Halimah tahun 2016," kata Panjiyoga, Minggu (29/1/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.

Untuk diketahui, Halimah merupakan istri kelima dari tersangka Wowon yang menikah secara siri.

Lima tahun setelah membunuh Halimah, Wowon cs melakukan aksinya kembali pada 2021.

Diketahui pada tahun 2021 terdapat empat orang yang menjadi korban pembunuhan Wowon cs.

Baca juga: Selamat dari Pembunuhan Berantai Wowon Cs, Anak Ai Maemunah Belum Tahu Ibu dan Kakak Tirinya Tewas

"Siti 2021, Noneng 2021, Wiwin 2021, Farida 2021," ujar Panjiyoga.

Berita Rekomendasi

"(Untuk korban tewas Farida, keluarga mengetahui jadi korban pembunuhan) begitu pas kami kasih tahu, sebelumnya (keluarga) tahunya Farida masih kerja," sambungnya.

Kemudian korban selanjutnya yakni Bayu, Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Riswandi.

Jasad Bayu dikuburkan pada sebuah lubang di rumah Wowon di kawasan Cianjur, Jawa Barat.

Sedangkan tiga korban lainnya dibunuh di Bekasi.

"Bayu 2022, terus yang di Bekasi (tiga orang) 2023," ucap Panjiyoga.

Keempat korban yang dibunuh tersebut diketahui masih anggota keluarga dari Wowon.

Polisi Masih Cari Dua TKW yang Hilang

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Wowon cs melakukan pembunuhan berantai sejak tahun 2016 dengan korban pertama adalah Halimah yang dibunuh pertama kalinya. (WARTAKOTA/Angga Bhagya Nugraha)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan hingga saat ini polisi masih melakukan pencarian pada dua tenaga kerja wanita (TKW) korban penipuan Wowon cs, yakni Evi dan Nene.

"Penyidik masih bekerja, nanti hasilnya apa yang menjadi harapan publik termasuk harapan korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Minggu, masih dari Wartakotalive.com.

Sebelumnya, penyidik sudah melakukan pencarian dengan mendatangi keluarga dua TKW tersebut.

"Jadi penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya belum berhenti, artinya keproaktifan dari penyidik untuk mencari korban baik secara identitas maupun adapun informasi," katanya.

"Seperti yang disampaikan Hana maupun Aslem, ada dua temannya yang masih dicari, tentu kita proaktif ini, akan kita cari ke keluarganya," sambungnya.

Baca juga: Polisi Lacak Transaksi Keuangan di Rekening Wowon Untuk Ungkap Penipuan Berkedok Penggandaan Uang

Diketahui sebelumnya, korban penipuan Wowon cs, Hana menceritakan bahwa ia masih mencari dua sahabatnya yang juga menjadi korban penipuan sama dengan dirinya.

Dua sahabatnya tersebut adalah Evi dan Nene yang sama bekerja sebagai TKW seperti Hana.

"Sampai saat ini saya masih mencari teman saya, sahabat saya Nene beserta Evi masih dicari keberadaannya," ujar dia, Kamis (26/1/2023).

"Saya belum tahu di mana mereka berada sekarang dan semoga semuanya ini jadi pelajaran yang amat sangat dalam dan cukup kami yang mengalami ini semua. Jangan sampai ada korban lain" sambungnya.

Baca juga: Cerita TKW Korban Penipuan Wowon, Kerap Diancam Sosok Aki Banyu Keluarganya Bakal Celaka

Kronologi Kasus

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, mengungkap pihaknya mengetahui satu keluarga di Bekasi meninggal karena diberi racun atau dibunuh.

Hal itu bermula ketika pihaknya bersama dengan sejumlah tim hali melakukan penyelidikan mendalam dengan cara olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembunuhan satu keluarga di Bekasi itu.

Temuan pertama, penyidik menemukan adanya sisa bakaran sampah dekat galian di belakang rumah lokasi pembunuhan tersebut.

Kemudian polisi memeriksa sisa bakaran tersebut dan menemukan adanya plastik diduga bekas bungkus racun.

"Petunjuk ini ditemukan dari hasil di TKP," jelas Fadil, Kamis (19/1/2023) lalu.

Kegiatan olah tempat kejadian perkara [TKP kasus pembunuhan berantai di Bekasi oleh komplotan Wowon Erawan cs  di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023). Kontrakan ini merupakan TKP kedua kasus pembunuhan berantai oleh komplotan Wowor Erawan dan dilakukan oleh Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota. Wowon cs melakukan pembunuhan berantai sejak tahun 2016 dengan korban pertama adalah Halimah yang dibunuh pertama kalinya.
Kegiatan olah tempat kejadian perkara [TKP kasus pembunuhan berantai di Bekasi oleh komplotan Wowon Erawan cs di bangunan kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (16/1/2023). Kontrakan ini merupakan TKP kedua kasus pembunuhan berantai oleh komplotan Wowor Erawan dan dilakukan oleh Petugas Labfor dari Bareskrim Polri bersama dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi Kota. Wowon cs melakukan pembunuhan berantai sejak tahun 2016 dengan korban pertama adalah Halimah yang dibunuh pertama kalinya. (KOMPAS.com/JOY ANDRE T)

Kemudian bukti tersebut diperkuat juga dengan ditemukannya bercak muntah-muntahan di kamar depan dan belakang kontrakan yang menjadi lokasi pembunuhan.

Akhirnya fakta tersebut semakin jelas setelah dilakukannya pemeriksaan laboratorium terhadap bercak muntahan yang telah ditemukan itu.

"Hasil labfor mengatakan bahwa muntahan tersebut mengandung pestisida yang sangat beracun, larutan pestisida yang sangat berbahaya yang apabila dikonsumsi manusia dapat sebabkan kematian," ungkap Fadil.

Dari situ, Fadil baru bisa menyimpulkan bahwa narasi soal mati keracunan di awal muncul adalah dugaan yang salah.

Baca juga: Rugi Hingga Ratusan Juta, TKW Korban Penipuan Wowon cs Belum Dapatkan Keuntungan Sesuai Janji

"Tapi itu adalah pembunuhan," katanya.

Hasil penyelidikan pun mengungkapkan bahwa di dalam ketiga tubuh korban yang meninggal pun terdapat kandungan zat kimia berbahaya yakni pestisida.

Pestisida tersebut diketahui dimasukkan ke dalam kopi yang dikonsumsi para korban.

"Ditemukan unsur kimia berbahaya yang biasa dikenal sebagai racun di dalam kopi yang telah diracik," ucapnya.

(Tribunnews.com/Rifqah) (Wartakotalive.com/Ramdhan L Q)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas