Membaca Makna Keakraban Megawati dan Ganjar Pranowo di Semarang, Sinyal PDIP untuk Pilpres 2024?
Momen keakraban Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan. Ini makna politik di baliknya.
Penulis: Adi Suhendi
"Kalau ingin bertemu Pak Ganjar 'kan anytime (kapan saja) bisa dipanggil. Dan bisa berkomunikasi, tidak perlu Ibu jauh-jauh ke Semarang 'kan," ujarnya.
Kata Pengamat
Menyikapi momen keakraban Ganjar Pranowo dan Megawati Soekarnoputri, Pengamat politik, Ray Rangkuti menilai, tak ada yang spesial dalam pertemuan ini.
Menurutnya, tak ada yang luar biasa dengan menempatkan Ganjar Pranowo duduk tidak dibarisan depan kala harlah PDIP.
"Ini kejadian biasa. Tindakan yang biasa juga. Jangan cepat terombang ambing oleh tindakan kasuistik seperti ini. Apa yang dilakukan oleh GP (Ganjar Pranowo) ini tidak lebih dari tata krama pemerintahan kepada mantan presiden RI. Tak ada yang istimewa," kata Ray Rangkuti saat dikonfirmasi, Senin (30/1/2023).
Ray menuturkan, bahwa akhirnya Ganjar Pranowo yang akan ditetapkan PDIP sebagai capres, dirinya kira hal itu karena pilihan rasional dan objektif. Dan segala sesuatunya sedang mengarah ke sana.
"Yakni pembekuan GP (Ganjar Pranowo) sebagai capres. Tetapi sebelum sampai ke sana, ada beberapa tahapan yang terlebih dahulu harus dibenahi. Khususnya berkaitan dengan ibu Puan yang terlihat memiliki hasrat besar untuk capres PDIP. Jadi, hal ini hanyalah soal waktu," katanya.
Karena itu, kata Ray, peristiwa Ganjar yang dijauhkan dari Megawati atau didekatkan dalam satu meja atau tidak, bukanlah ukuran soal dekat-jauhnya Gubernur Jawa Tengah itu dengan Mega.
Jauh dekatnya meja Megawati dan Ganjar adalah soal momen. Bukan soal jadi capres atau tidak.
"Bukan karena tidak satu meja atau tidak dibagi kue ultah maka seolah Megawati-Ganjar berjarak. Dan sebaliknya karena satu meja maka seolah Megawati-Ganjar sudah sangat dekat. Bukan," katanya.
"Sebab pada akhirnya, pertimbangan rasionalah yang akan jadi basis penentuan siapa capres PDIP," ujarnya.
Hal senada juga diungkap Direktur Eksekutif Indonesia Politican Review (IPR), Ujang Komarudin.
Ujang menganggap momen duduk bareng Megawati dan Ganjar idak serta merta bisa dikaitkan langsung dengan pengusungan Ganjar oleh Megawati sebagai capres PDIP.
Menurutnya, momen tersebut hanya bagian dari protokoler yang telah diagendakan saat pelantikan Wali Kota Semarang tersebut.
“Ya saya melihatnya satu momentum nggak bisa diberi penilaian bahwa nanti Megawati mengusung Ganjar (sebagai capres PDIP) atau seperti apa. Ya karena momentumnya seperti itu, protokolernya seperti itu,” ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (30/1/2023).
Sehingga, kedekatan momen duduk bersama Megawati dengan Ganjar hanyalah layaknya hubungan antara ketua umum dengan kadernya.
“Saya rasa Megawati dekat dengan Ganjar ya bagus-bagus saja karena Ganjar kan kadernya sendiri juga. Yang penting Ganjar tahan peraturan, taat partai kan itu juga selesai,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan pengamat politik sekaligus Diektur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Ia mengatakan Megawati tidak akan repot-repot datang ke Semarang untuk membahas soal capres bersama Ganjar Pranowo.
Adi menilai, Megawati akan memanggil Ganjar ke Jakarta jika memang ada perlu terkait capres.
Terlebih, kata Adi, PDIP punya kebiasaan memutuskan soal capres di kediaman Megawati di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, atau Kantor DPP PDIP.
"Kalau saya nggak (membahas soal capres) sih, setahu saya PDIP itu (capres) pasti diputuskan di Teuku Umar atau Kantor DPP PDIP ya."
"Jadi kalaupun toh Ganjar masuk dalam nominator capres PDIP, kalaupun toh ada perlakuan khusus dalam tanda kutip, ya betul itu kata Bang Deddy, dipanggillah Ganjar ke Jakarta," urainya.
Menurut Adi, kedatangan Megawati ke pelantikan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, untuk menunjukkan bahwa hubungannya dengan Ganjar Pranowo baik-baik saja.
"Kita memang tidak bisa menutup mata, sekalipun kehadiran Megawati hanya sebatas untuk pelantikan Wali Kota Semarang, tapi ini 'kan selalu dikaitkan dengan hubungan Mbak Megawati dan Ganjar Pranowo yang beberapa waktu lalu selalu dikaitkan agak kurang harmonis."
"(Momen pelantikan ini) merupakan satu gestur bahwa Megawati dan Ganjar Pranowo tidak ada persoalan apapun," jelasnya. (Tribunnews.com/Muhammad Zulfikar/ Pravitri/ Tribunjateng/ kompas.com).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.