Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KLHK Targetkan 70 Persen Sampah Laut di Tahun 2025 Berkurang, Apa Langkah Nyatanya?

Kementerian Lingkungah Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan di tahun 2025, sampah plastik di laut berkurang 70 persen.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
zoom-in KLHK Targetkan 70 Persen Sampah Laut di Tahun 2025 Berkurang, Apa Langkah Nyatanya?
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rose Vivien Ratnawati, dalam konferensi pers, di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungah Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan di tahun 2025, sampah plastik di laut berkurang 70 persen.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rose Vivien Ratnawati, mengatakan peraturan presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2018 mengatur tentang Penanganan Sampah Laut.

Kemudian, lanjutnya, melalui Perpres tersebut Pemerintah memiliki tim yang menangani persoalan sampah di laut.

"Di situ Ketua Koordinatornya Menko Marves (Luhut Binsar Pandjaitan) dan Ketua Hariannya Menteri LHK (Siti Nurbaya). Ada Sekretariat yang terdiri dari 16 kementerian atau lembaga," kata Vivien, dalam konferensi pers, di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

"Dan disebutkan, target (tim di tahun) 2025 itu 70 persen sampah plastik tidak masuk ke laut," sambungnya.

Selanjutnya, Vivien menuturkan, tim penaganan sampah laut bekerja bersama-sama untuk mencapai target pengurangan sampah di laut sebesar 70 persen di tahun 2025 mendatang itu.

Berita Rekomendasi

"Dari hasil perhitungan itu, kan kita punya target 70 persen. Kemarin di 2021, 2022 dalam proses perhitungan, itu kita sudah menurunkan 28 persen sampah masuk ke laut," ucapnya.

Sementara itu, Vivien juga menjelaskan, tingkat keberadaan sampah sebenarnya lebih banyak di darat.

"Sampah itu memang 80 persen land base, berasal dari darat. Dan 20 persen adalah berasal dari laut," katanya.

Oleh karena itu, kata Vivien, selain berupaya mengurangi sampah di laut, pihaknya juga berusaha mengurangi jumlah sampah di darat.

Baca juga: Soal Masalah Limbah dan Sampah, KLHK: Tahun 2040 Tidak Akan Ada TPA yang Dibangun Lagi

"Sehingga kita mengencangkan juga yang di darat ini. Program-program kita itu akhirnya saling terkait satu sama lain," tutur Vivien.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bercita-cita, pada tahun 2040 tidak akan ada tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rose Vivien Ratnawati, dalam konferensi pers, di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

"Kami punya cita-cita, di tahun 2030 kita tidak akan membangun TPA lainnya. Di tahun 2040 tidak akan ada TPA lagi. Itu cita-cita mulia."

Vivien mengungkapkan, TPA menjadi faktor yang berperan menyebabkan gas emisi rumah kaca.

"Nah kalau dari sampah dan limbah itu memang yang memberikan faktor gas emisi rumah kaca itu adalah dari TPA," kata Vivien, di Jakarta, Rabu ini.

Ia kemudian menjelaskan, hal itu disebabkan oleh sampah organik yang dibuang di TPA menghasilkan gas metan.

"TPA dari mana? Dari gas metannya. Sampah organik dibuang. Dari situ menghasilkan gas metan. Nah itulah yang menghasilkan gas emisi rumah kaca," tuturnya.

Oleh karena itu, kata Vivien, pihaknya berupaya sedikit demi sedikit mengelola dan mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

Selain itu, ia berharap, di tahun 2030, Indonesia tidak perlu lagi membangun TPA baru.

"Nanti diharapkan pada tahun 2030 itu kita dengan TPA yang ada aja. Jadi jangan ada TPA baru lagi," ujarnya.

"Antara 2030, kita punya target di 2040. 10 tahun itu kita harapkan TPA yang ada itu kita lakukan landfill mining. Sehingga diharapkan 2040 tidak ada lagi," kata Vivien.

Baca juga: Jelang HPSN 2023, KLHK Sebut Tragedi TPA Leuwigajah Jadi Renungan Penuntasan Pengelolaan Sampah

Adapun ia menjelaskan, landfill mining merupakan metode untuk menambang TPA.

"Jadi kita mengambil sampah-sampah lama itu, kemudian dijadikan bricket sampah tadi," ucapnya.

Sebelumnya, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini akan jatuh, pada tanggal 21 Februari 2023 mendatang.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, pada HPSN 2023 ini mengangkat tema "Tuntaskan Kelola Sampah Untuk Kesejahteraan Masyarakat".

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rose Vivien Ratnawati mengatakan, pemilihan tema tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh tragedi longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada tahun 2005 silam.

Viviane menyebut, lebih dari 150 orang tewas dalam tragedi tersebut.

"HPSN ini sebenarnya adalah renungan bahwa persoalan sampah itu harus kita sikapi," kata Vivien, dalam konferensi pers, di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

Lebih lanjut, Vivien menjelaskan, persoalan sampah harus disikapi secara serius.

"Persoalan sampah itu harus kita sikapi karena sampah itu kita produksi setiap hari ya," jelas Vivien.

"Per individu 0,7 Kilogram per orang per hari. Dan seharusnya sampah itu bisa kita kelola," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas