Pengakuan Warga soal Sosok Bripka Madih: Arogan hingga Sering Lakukan Teror
Ketua RW 3, Kelurahan Jatiwarna membeberkan sosok Bripka Madih yang dikenal arogan dan sering melakukan teror terhadap warga di sekitar.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan warga yaitu Ketua RW 3, Kelurahan Jatiwarna, Bekasi membeberkan sosok Bripka Madih dalam konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya, Minggu (5/2/2023).
Ketua RW tersebut menyebut Bripka Madih adalah sosok yang arogan.
Hal tersebut, ujarnya, diketahui dari aduan warga saat Bripka Madih berada di kawasan RW 3 Kelurahan Jatiwarna untuk mengunjungi rumah yang diakui masih miliknya.
Akibatnya, tingkah laku Bripka Madih ini membuat resah warga.
"Di warga kami, di lingkungan kami, Bapak Madih itu sudah sering sekali dengan sifat arogansinya dan kesombongannya, ada saja yang hal-hal yang dilakukan dan meresahkan warga," ujar Ketua RW 3 dikutip dari YouTube Tribunnews.com.
Salah satu tindakan yang membuat resah adalah ketika warga tengah rapat dengan pengurus RW, Bripka Madih disebut dengan sengaja membakar sesuatu di dekat rumah yang kini tengah dipermasalahkan olehnya.
Baca juga: Pakar Sebut Kasus Bripka Madih soal Sengketa Tanah Mengingatkan dengan Istilah Whistleblowing
Alhasil, asap pun mengepul sehingga masuk ke rumah warga yang tengah digunakan untuk lokasi rapat.
"Kemudian pernah juga, kami ngalamin bau yang sangat anyir, nggak tahu dari mana. Tapi dari arah rumah beliau (Bripka Madih). Itu kami cium juga baunya," tuturnya.
Selain itu, Ketua RW tersebut juga menceritakan bahwa Bripka Madih pernah melakukan teror kepada guru di sekolah yang berlokasi berdekatan dengan rumahnya.
Bahkan, Bripka Madih juga disebut pernah menyabotase tiang listrik yang berada di lokasi RW 3, Kelurahan Jatiwarna tersebut.
"Beliau ini, tiang listrik dikasih setrum. Bapak bisa tanya ke warga RW 3," tuturnya.
Tak hanya itu, Ketua RW 3 itu menyebutkan bahwa Bripka Madih pernah hampir dipukuli oleh anggota TNI AU hanya karena ada warga yang tengah memasang lampu jalan di kawasan tersebut.
"Hampir dia digebukin oleh orang AURI kalau kita nggak lindungin. Itu bisa dikonfirmasi oleh warga kami," katanya.
Baca juga: Pemeriksaan Bripka Madih dan Penyidik yang Diduga Memeras Akan Libatkan Propam Polda Metro Jaya
Ketua RW itu pun mengatakan dibeberkannya sifat Bripka Madih ini untuk menegaskan bahwa yang merasa dirugikan bukan hanya anggota Provost Polsek Jatinegara tersebut tetapi juga warga di sekitaran Kelurahan Jatiwarna.
"Saya hanya meluruskan, jangan seolah-olah hanya dia yang terzolimi, tapi warga kamipun merasa terganggu dengan hal-hal yang beliau lakukan. Dengan sikap arogansinya," tegasnya.
Dilansir Serambinews.com, Bripka Madih mengaku diperas penyidik dengan dimintai uang Rp 100 juta saat melaporkan kasus sengketa tanah.
Tak hanya itu, dirinya juga mengatakan sempat dimintai lahan seluar Rp 1.000 meter oleh penyidik dari Polda Metro Jaya tersebut.
"Dia berucap minta Rp 100 juta dan hadiah tanah 1.000 meter. Tidak cukup sampai disitu, oknum penyidik itu juga menghina keluarga saya, katanya tidak berpendidikan," ceritanya.
Adapun kasus sengketa tanah yang dilapokran Bripka Madih yakni terkait dugaan penyerobotan tanah oleh perusahaan pengembangan perumahan dan makelar tanah.
Bripka Madih mengungkapkan tanah berdokumen girik nomor C815 seluas 2.954 meter persegi diserobot oleh sebuah perusahaan pengembang perumahan.
Baca juga: Psikolog Forensik: Mengapa Eliezer & Madih Tiba-tiba Muncul Meniup Peluit Senyaring-nyaringnya?
Sementara tanah berdokumen girik C.191 seluas 3.600 meter persegi diduga diserobot makelar tanah.
"Penyerobotan tanah ini terjadi sebelum saya jadi anggota polisi. Tapi ternyata makin menjadi setelah saya masuk satuan bhayangkara dan ditugaskan di Kalimantan Barat," kata dia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Serambinews.com/Faisal Zamzami)
Artikel lain terkait Polisi Diperas Polisi