Kapolri: Semua Penumpang Pesawat Susi Air Berhasil Dievakuasi, Pilot Masih Dicari
lima penumpang Susi Air telah berhasil dievakuasi pasca-insiden pembakaran pesawat di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memastikan lima penumpang Susi Air telah berhasil dievakuasi pasca-insiden pembakaran pesawat di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.
Diketahui, pesawat Susi Air tersebut dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi," kata Listyo kepada wartawan setelah rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Hanya Pilot Susi Air yang Belum Dievakuasi, Panglima TNI Sebut Lokasinya Telah Terdeteksi
"Enggak ada (yang disandera)," sambungnya.
Sementara itu, untuk pilot pesawat hingga kini masih belum diselamatkan dan masih proses pencarian.
Lebih lanjut, Listyo mengatakan pihaknya sudah berkoodinasi dengan pihak terkait untuk tindakan selanjutnya.
"Kita sudah bicara dengan beberapa, khususnya New Zealand sendiri, bahwa serahkan kepada kita dan kita akan ambil langkah-langkah penyelamatan pilot dari Susi Air saat ini sedang dalam pencarian," ucapnya.
Baca juga: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Sebut Keberadaan Pilot Susi Air Sudah Terdeteksi
Sebelumnya, pembakaran pesawat tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya saat pesawat mendarat di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organiasai Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom membantah telah menyandera penumpang pesawat Susi Air.
Sebby Sambom menyebut pihaknya hanya menyandera pilot pesawat tersebut.
"Kalau penumpangnya tidak disandera, karena mereka itu masyarakat asli di sana," kata Sebby seperti yang diberitakan Tribun-Papua.com.
Ia mengatakan, pilot tersebut akan menjadi alat negosiasi dengan Selandia Baru, karena pilot berkewarganegaraan Selandia Baru.
"Jadi soal pilot ini kami akan melakukan negosiasi dengan New Zealand, dan mereka harus mencari mediator dari Organisasi PBB agar melobi ke Jakarta untuk kami berunding," ujarnya.