Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Munculnya KKB yang Kini Membakar Pesawat Susi Air di Papua dan Menyandera Pilotnya

Berikut ini sejarah berdirinya KKB dan tujuannya. KKB merupakan kelompok separatis yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan merdeka sendiri

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Sri Juliati
zoom-in Sejarah Munculnya KKB yang Kini Membakar Pesawat Susi Air di Papua dan Menyandera Pilotnya
Tribun-Papua.com
Egianus Kogoya, pemimpin salah satu KKB Papua - Sejarah munculnya KKB dan tujuannya. KKB merupakan kelompok separatis yang menginginkan Papua lepas dari NKRI dan merdeka sendiri 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang dipimpin oleh Egianus Kogoya kembali melakukan aksi kejahatan.

KKB membakar pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pengunungan, pada Selasa (7/2/2023) kemarin pagi.

Pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan KKB disampaikan langsung oleh Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom.

"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY di lapangan terbang distrik Paro," kata Sebby, Selasa (7/2/2023), TribunPapua.

Baca juga: Perkiraan Harga Pesawat Susi Air yang Dibakar di Papua oleh KKB Tembus Rp 15 Miliar

Tak hanya melakukan pembakaran pesawat Susi Air, KKB juga menyandera pilot pesawat Susi Air, Captain Philips Marthen (37).

Captain Philips Marthen merupakan Warna Negara Asing (WNA) Selandia Baru.

Lantas, bagaimana sejarah munculnya KKB?

Berita Rekomendasi

Sejarah KKB

KKB sebelumnya memiliki nama Organisasi Papua Merdeka (OPM).

KKB adalah kelompok separatis yang menginginkan Papua merdeka dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu membuat pemerintah Indonesia mengambil kebijakan pemberian Otonomi Khusus (Otsus) bagi wilayah Papua dan memberikan anggaran besar ke Papua.

Namun, anggaran dari pemerintah tersebut hanya dinikmati oleh kaum-kaum elit Papua dan tidak mengalir ke rakyat paling bawah.

Hal itu memunculkan gerakan perlawanan dengan melakukan tindakan kriminal.

Tak hanya melakukan kriminal biasa, ada keinginan besar di setiap aksi kriminal yang dilakukan KKB selama ini.

Dikutip dari dpr.go.id, perubahan nama dari OPM ke KKB untuk mengubah paradigma penanganan kaum separatis di wilayah Papua.

Jika ada salah satu kelompok tertangkap, mereka lalu ditahan karena alasan kriminalitas.

KKB di Papua memiliki senjata yang bagus dari hasil selundupan atau rampasan.

Dikutip dari kemhan.go.id, Menteri Pertahanan saat itu, Ryamizard Ryacudu pernah mengungkapkan tujuan munculnya KKB di Papua.

"KKB sudah menjadi kelompok separatis yang mengancam keutuhan negara,” tegas Menhan.

Baca juga: Daftar Kejahatan KKB Egianus Kogoya: Bakar Pesawat Susi Air, Bantai Belasan Pekerja Trans Papua

Pernyataan Sikap KKB 

Pasca-pembakaran pesawat Susi Air, pihak KKB pimpinan Egianus Kogoya mengeluarkan pernyataan sikap. 

Pilot Susi Air yang disandera akan dilepas jika NKRI mengakui dan membiarkan Papua menjadi merdeka.

Inilah pernyataan dari pihak KKB yang disampaikan Sebby Sambom, dikutip dari TribunPapua.com:

1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang disetop;

2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm YG berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun, oleh TNI, Polri dll di ibu kota Kenyam;

3. Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma di bawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogoya;

4. TPNPB 36 KODAP se-tanah Papua segera bergerak;

5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka);

6. Sesuai sikap kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa, segala jenis pembangunan di tanah Ndugama kami sudah tolak resmi, apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB;

7. Dan selama ini hampir 1 tahun Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah istirahat sekalian dalam Duka Nasional, dan mulai sekarang kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma  sudah mulai lanjut perang sampai Papua merdeka.

(Tribunnews.com/Pondra Puger, Milani Resti) (TribunPapua/Calvin Louis Erari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas