Imbas Peristiwa Susi Air, TNI AU Perketat Monitoring Security Clearance
Koordinasi itu dilakukan dalam rangka memperketat monitoring kegiatan penerbangan, khususnya di Papua untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI AU akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan mengenai perizinan penerbangan. Terutama pasca-peristiwa terbakarnya pesawat Susi Air di Papua.
Koordinasi itu dilakukan dalam rangka memperketat monitoring kegiatan penerbangan, khususnya di Papua untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Kegiatan penerbangan di Papua Kemenhub selalu berkoordinasi dengan TNI AU. Perizinan oleh Kemnehub tetapi security clearance dari TNI dan kami berupaya untuk memonitor," kata KSAU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat ditemui awak media di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU 2023 pada Jumat (10/2/2023).
Monitoring itu juga dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang beserta kru.
"Dan ini untuk menjamin berjalannya pergeseran logistik khususnya dan personil di Papua," ujarnya.
Sementara terkait penanganan teknis pasca-peristiwa terbakarnya pesawat Susi Air, saat ini telah dilimpah ke jajaran Kodam dan Kogabwilhan III.
"Sekarang hal tersebut ditangani oleh Kogabwilahan III," kata Marsekal Fadjar.
Sebelumnya diberitakan bahwa pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK BVY hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Maskapai milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu diduga dibakar pihak tertentu.
Representatives Susi Air, Donal Fariz, membeberkan kronologinya.
"Selasa tanggal 7 Februari 2023 pukul 06.35 WIT telah terjadi lost contact pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY di Bandara Paro sekitar pukul 06.17 pada saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika - Paro - Timika dengan membawa 5 penumpang dan barang bawaan dengan total muatan 452 kg," kata Donal melalui keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Selasa (7/2/2023).
Dua jam kemudian, Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 09.12 WIT.
Perusahaan kemudian menjalankan kondisi emergency di internal perusahaan dengan mengirimkan pesawat lain mengecek posisi pesawat dan kemudian ditemukan dalam kondisi terbakar di runway.