Melacak Potensi Desa Melalui Program One Village One Story
Indonesia adalah negara yang penuh potensi. Namun demikian belum semua potensi dapat dipetakan, sehingga belum bisa dimanfaatkan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia adalah negara yang penuh potensi. Namun demikian belum semua potensi dapat dipetakan, sehingga belum bisa dimanfaatkan.
Oleh karena itu program One Village One Story (OVOS) yang berarti satu desa satu cerita, digulirkan untuk melacak potensi-potensi tersebut.
Ketua Pelaksana OVOS 2023, Wahyu Yoga Pratama, menyebutkan bahwa selama ini pemerintah telah aktif melacak potensi-potensi Indonesia, terutama di desa.
Namun program tersebut umumnya bersifat top down, atau dengan kata lain program tersebut dilakukan atas inisiatif pemerintah.
Melalui OVOS, pelacakan dilakukan secara bottoms up.
"Karena inisiatifnya dari peserta yang merupakan warga desa. Mereka yang lebih tahu cerita yang menarik di desa mereka, mereka yang lebih kenal wilayah mereka sendiri, potensi desa mereka," kata Wahyu Yoga Pratama dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).
Dalam program OVOS ini setiap peserta mengirimkan cerita dari desanya masing-masing. Cerita tersebut bisa berbentuk video kreatif berdurasi lima menit, maupun tulisan dalam bentuk makalah ataupun essay.
Kategorinya adalah kebudayaan, pariwisata, teknologi serta kategori Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Kampung berkualitas. Peserta yang terpilih akan diberikan kesempatan memaparkan cerita mereka di hadapan dewan juri.
Wahyu Yoga Pratama yang merupakan mantan Program Manager Asia untuk Microsoft Inc, menjelaskan bahwa cerita yang dikirim para peserta bisa menjadi acuan bagi pengambil kebijakan untuk memajukan daerah, terutama untuk bidang pariwisata, kebudayaan dan ekonomi.
Dia juga menjelaskan bahwa OVOS 2023 penyelenggarannya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Pariwisata dan Ekonomikreatif (Kemenparekraf), Kementerian Desa PDTT serta Pemerintah Kabupaten Kebumen.
OVOS 2023 diselenggarakan khusus untuk Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Wahyu Yoga Pratama berharap dari 460 desa/kelurahan yang ada di Kebumen, setidaknya pesertanya mewakili 100 desa. Kata dia, setiap desa bisa diwakili oleh lebih dari satu orang peserta.
Baca juga: Achmad Budiharto: BUMDes Dapat Menghadirkan Manfaat Yang Maksimal Bagi Para Warga Desa
"Program ini bukan kompetisi desa. Satu desa bisa diwakili oleh lebih dari satu peserta. Kami berharap pesertanya berasal minimal dari seratus desa, yang artinya jumlah pesertanya lebih dari itu," ujarnya.
Pada tahun 2019-2021, program yang merupakan inisiatif dari Yayasan Duta Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia (YDPDKI), sudah diselenggarakan di Kabupaten Sukabumi dan beberapa kabupaten di Jawa Barat.
Wahyu Yoga Pratama mengatakan hasil dari OVOS tersebut dijadikan acuan bagi pengambil kebijakan. Oleh karena itu dia berharap model serupa bisa diterapkan di Kebumen.
"Jika penyelenggaraan di Kebumen berhasil, kami berencana menggelar OVOS untuk tingkat Provinsi Jawa Tengah," kata Wahyu Yoga Pratama yang merupakan putra asli Kebumen.
Pengumpulan materi dari peserta OVOS 2023 digelar para kurun waktu 28 Januari hingga 21 Februari.
Pada 22 hingga 28 Februari akan dilakukan penjurian, pengumuman finalis pada 2 Maret dan pengumuman pemenang akan dilakukan pada 11 Maret.
Wahyu Yoga Pratama mengatakan setiap peserta akan diberikan sertifikat, dan pemenang akan menerima dana pembinaan dan pendampingan.