Survei IPS: Agama dan Latar Belakang Suku Tidak Terlalu Jadi Pertimbangan Masyarakat Memilih Capres
faktor primordial seperti agama dan latar belakang suku tidak terlalu menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam memilih capres.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rilis survei Indonesia Polling Stations (IPS) mencatat faktor primordial seperti agama dan latar belakang suku tidak terlalu menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam memilih capres.
Hasil survei yang dirilis pada Selasa(28/2/2023) hari ini justru menunjukkan faktor yang menjadi pertimbangan publik dalam menentukan pilihan capres adalah kapabilitas.
“Atau kemampuan capres dalam mengatasi masalah, 56,2 persen,” kata Peneliti Senior IPS Alfin Sugianto dalam konferensi persnya, Selasa.
Lebih lanjut, faktor lain yang juga signifikan mempengaruhi pilihan adalah rekam jejak atau prestasi capres dan faktor program kerja yang konkrit.
Alfian juga menambahkan faktor party id dan juga money politic tidak pula menjadi bahan pertimbangan calon pemilih.
Untuk diketahui, masih dalam kesempatan yang sama. Alfin menjelaskan, dari hasil survei yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 24 Februari 2023 di 34 provinsi ini, nama Prabowo Subianto masih berada dalam top of mind publik.
“Secara spontan 30,2 persen responden menyebut nama Prabowo ketika ditanya siapa tokoh yang paling layak menggantikan Jokowi sebagai Presiden RI 2024-2029,” jelasnya.
Kemudian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga masuk dalam top of mind publik yang cukup signifikan, masing-masing 19,8 persen dan 19,4 persen.
Baca juga: Simulasi Capres Ala Indostrategi: Prabowo Unggul Lawan Ganjar dan Anies
“Kemudian, sebanyak 3,4 persen masyarakat menyebut nama-nama lain seperti Tri Rismaharini, Mahfud MD, Andika Perkasa, Khofifah dan sebagainya. Sementara 3,4 persen responden menjawab tidak tahu,” tutur Alfin.