Erick Thohir: Korban Kebakaran Depo Pertamina yang Butuh Perawatan Intensif Dipindahkan ke RSPP
Erick memastikan, para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang untuk menyediakan fasilitas khususnya bagi korban yang terdampak.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengunjungi Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan, pada Sabtu (4/3/2023).
Erick memastikan, para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang untuk menyediakan fasilitas khususnya bagi korban yang terdampak.
Bahkan, dia meminta korban yang membutuhkan perawatan intensif agar dipindahkan ke RSPP.
Baca juga: Siap Relokasi Depo Plumpang Pasca Kebakaran, Erick Thohir: Terlalu Dekat dengan Pemukiman Warga
"Tentu kenapa saya hadir ke RSPP. Kembali bila ada yang membutuhkan pertolongan lebih intensif terbuka untuk dibawa ke sini. Karena memang ini menjadi tanggung jawab kita semua," kata Erick saat Konferensi Pers di RSPP, Sabtu.
Erick menyampaikan, hal tersebut sebagai bentuk tanggungjawab PT Pertamina (Persero) dalam menanggapi peristiwa kebakaran Depo Plumpang di Jakarta Utara.
"Saya sudah perintahkan pertamina untuk hadir dan memastikan, menyediakan, segala dukungan dan fasilitas untuk para korban yang terdampak," tegasnya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menerima 26 pasien rujukan korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Direktur RSPP dr Theryoto mengatakan, pasien kebakaran itu mulai berdatangan, pada Sabtu (4/3/2023), sejak pukul 01.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB dini hari.
"Jadi tadi pagi, jam 01.00 sampai jam 05.00 pagi kami menerima rujukan pasien korban kebakaran," kata Theryoto, dalam konferensi pers di RSPP, Jakarta Selatan, Sabtu ini.
"Total yang kami terima itu ada 26 pasien. Dimana dewasa ada 23 (pasien) dan anak-anak ada 3 (pasien)," sambungnya.
Baca juga: Status Emergency Dicabut, Depo Pertamina Plumpang Beroperasi Kembali
Lebih lanjut, Theryoto menjelaskan, pihaknya membagi para pasien menjadi dua kelompok. Yakni, kelompok yang butuh ruang intensive care unit (ICU) dan tidak membutuhkannya.
"Dari kelompok yang butuh ICU itu ada sekitar 13 pasien dan yang tidak butuh ICU juga 13 pasien," ungkapnya.
Adapun ia menuturkan, pasien membutuhkan Ruang ICU karena membutuhkan alat bantu akibat luka bakar.
"Ada pemasangan ventilator, operasi untuk membuat jalan nafas, dan lain-lain," katanya.