Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BNPT Sebut Telah Koordinasi dengan TNI dan Polri Terkait Pilot Susi Air yang Disandera KKB

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri terkait pembebasan pilot Susi Air dari KKB Papua.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kepala BNPT Sebut Telah Koordinasi dengan TNI dan Polri Terkait Pilot Susi Air yang Disandera KKB
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar usai acara Dialog Kebangsaan Bersama Partai Politik Dalam Rangka Persiapan Pemilu Tahun 2024 yang digelar BNPT di Jakarta pada Senin (13/3/2023). Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri terkait pembebasan pilot Susi Air yang kini disandera KKB Papua. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri terkait dengan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang saat ini masih disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Untuk itu, ia meminta doa agar tim yang telah ditunjuk pimpinan TNI dan Polri berhasil menyelamatkan Phillip.

Hal tersebut disampaikannya usai acara Dialog Kebangsaan Bersama Partai Politik Dalam Rangka Persiapan Pemilu Tahun 2024 yang digelar BNPT di Jakarta pada Senin (13/3/2023).

"Tentu kalau apa yang terjadi terkait penyanderaan saat ini sudah kita koordinasikan dengan TNI dan Polri untuk melaksanakan penegakan hukum. Jadi semua sedang berjalan," kata Boy.

"Tolong didoakan saja agar tim yang ditunjuk oleh pimpinan TNI dan Polri ini sukses, berhasil menyelamatkan sandra pilot Susi Air. Ini sedang berjalan," sambung dia.

Baca juga: Panglima TNI Sebut Proses Pencarian Pilot Susi Air Terkendala Medan Papua yang Sulit

Ia menjelaskan langkah-langkah pencegahan berikutnya juga telah dilakukan BNPT secara simultan.

Berita Rekomendasi

Bahkan, kata dia, beberapa program untuk meningkatkan kesadaran warga masyarakat agar tidak terpengaruh dengan narasi-narasi yang dilakukan oleh kelompok separatis teroris akan segera dikakukan.

Program tersebut, kata dia, akan dilaksanakan pekan depan.

"Membangun kesadaran masyarakat mewaspadai adanya hasutan-hasutan propaganda, meningkatkan narasi-narasi pencegahan dengan memerankan generasi muda Papua dengan adanya Duta Damai, itu adalah bagian-bagian yang kita kerjakan," kata dia.

Baca juga: Satu Bulan Disandera KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Pilot Susi Air Masih Belum Ditemukan

"Kita juga telah membangun forum koordinasi pencegahan terorisme dari masyarakat Papua yang juga harus menjadikan kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh kelompok KKB, kelompok separatis terorisme ini menjadi musuh bersama," sambung dia.

Kendala Upaya Penyelamatan Pilot Susi Air

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan soal kendala penyelamatan pilot Susi Air, Capten Philips Mark Mehrtens dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Yudo menyebut, KKB yang menyandera Philips bercampur dengan penduduk, sehingga aparat harus hati-hati melakukan operasi penyelamatan Philips.

"Diusahakan dicari karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat sehingga TNI harus hati-hati di dalam melaksanakannya tugasnya atau menyelamatkan itu," kata Yudo.

Baca juga: KKB Tunjukkan Foto Terkini Pilot Susi Air Philips di Hutan Papua: Dia Baik-baik Saja, Aman & Sehat

Yudo menjelaskan, KKB tersebut memakai strategi berpindah-pindah titik yang bercampur dengan warga.

"Kita optimalkan prajurit yang ada di sana karena yang kita hadapi bukan musuh yang tetap dan bisa berhadapan, bukan. Jadi gerombolan yang tempatnya berpindah-pindah dan bersama sama dengan penduduk, nah ini kan tidak mudah ngambil dari penduduk ini" tuturnya.

Yudo mengaku tak ada target waktu tertentu untuk menyelamatkan Philips. Pasalnya, kondisi di lapangan tidak mudah lantaran KKB berlindung di masyarakat.

"Mereka (KKB) berlindung selalu dengan masyarakat, malah dengan anak-anak, ya kita usahakan ya sedapat mungkin kita laksanakan secara persuasif, ya kita tidak mau masyarakat menjadi korban karena itu," ujar Yudo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas