Kemenkomarves Dorong Solusi Inovatif Atasi Sampah Plastik yang Menumpuk di Kepulauan Seribu
Konsep green living dalam kehidupan dan lingkungan saat ini semakin digaungkan secara global, karena makin parahnya isu perubahan iklim atau climate
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsep green living dalam kehidupan dan lingkungan saat ini semakin digaungkan secara global, karena makin parahnya isu perubahan iklim atau climate change.
Fenomena itulah yang akhirnya mendorong banyak pihak, termasuk sektor bisnis untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Satu di antaranya mengurangi penggunaan plastik pada tiap produk yang dihasilkan.
Saat ini kian banyak perusahaan, termasuk perusahaan rintisan (startup) yang menciptakan produk dengan konsep green living agar tetap bisa menjaga lingkungan secara berkelanjutan.
Selain memproduksi produk ramah lingkungan, penting untuk memikirkan upaya mengenai penyelesaian permasalahan sampah.
Archipelagic and Island States (AIS) Forum bersama Lazada Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta didukung Divers Clean Action (DCA) pun menggelar lomba seed funding untuk mengimplementasikan solusi inovatif sebagai off-taker bank sampah di Kepulauan Seribu.
Lomba 'Islands Hackathon: Discover Innovative Ideas on Plastic Waste for the Future of Thousand Islands' ini diharapkan dapat menjadi solusi penanganan banyaknya sampah plastik sekali pakai yang kian meningkat dan merusak lingkungan.
Termasuk sampah plastik yang menumpuk di daerah pesisir dan laut sekitar Kepulauan Seribu.
Founder DCA, Swietenia Puspa Lestari menjelaskan bahwa Island Hackathon mengajak inovator serta perusahan rintisan untuk dapat berkontribusi menyelesaikan masalah ini.
"Untuk membantu menyelesaikan permasalahan kompleks dari pengelolaan sampah kemasan plastik sekali pakai di kepulauan yang saat ini belum bisa didaur ulang dengan maksimal," kata Swietenia, dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).
Sementara itu, Vice President-Government Affairs, Lazada Indonesia, Budi Primawan mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
"Kami berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam, termasuk dengan menjalankan berbagai inisiatif untuk membuat bisnis lebih ramah lingkungan," jelas Budi.
Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak hanya berupaya mendorong penggunaan kemasan paket yang lebih ramah lingkungan.
Namun juga melakukan transformasi pada penggunaan energi terbarukan dalam operasi logistiknya.
"Karena itu kami mendukung penuh pelaksanaan program Island Hackathon ini, dan berharap nantinya akan tercipta solusi kreatif dan inovatif yang bisa mendukung kelestarian alam Indonesia, khususnya dalam manajemen sampah," kata Budi.
Islands Hackathon memberikan kesempatan bagi startup untuk merumuskan model bisnis yang layak secara komersial dan dapat diterapkan pada satu atau beberapa lokasi di Kepulauan Seribu.
Melalui pilot project ini, implementasi inovasi pun diharapkan dapat dialihkan hingga direplikasi agar berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 14 yakni Life Below Water dan SDG 12 yakni Responsible Production and Consumption.
Nantinya panel juri akan memilih satu pemenang yang akan mendapatkan pendanaan awal Rp 100.000.000, dan memiliki kesempatan untuk mempresentasikan ide inovatifnya di depan kepala negara di AIS High-Level Meeting.
Delapan startup yang diundang pun akan menghadapi secara langsung permasalahan sampah di Kepulauan Seribu pada 9 hingga 11 Maret mendatang.
Baca juga: Gandeng Warga Kurangi Dampak Negatif, GMP Jabar Hadirkan Bank Sampah di Cirebon
Peserta pun akan mengunjungi tiga representasi pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu, serta pulau resort yakni Pulau Kelapa, Pulau Harapan, Pulau Pramuka dan Pulau Putri.
Mewakili Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenkomarves Jodi Mahardi, Sora Lokita mengatakan pemerintah yakin kegiatan ini dapat menjadi pendekatan baru yang berdampak positif pada upaya global dalam menjaga alam.
"Saya yakin pendekatan baru ini akan berkontribusi secara efektif pada upaya global yang sedang berlangsung untuk berbagi solusi pembangunan inovatif antara negara kepulauan dan negara kepulauan," kata Sora. (*)