Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Fadli Zon: FIFA Terapkan Standar Ganda

Merespons keputusan FIFA tersebut, Fadli Zon menilai FIFA telah menerapkan standar ganda atas Israel dalam dunia sepakbola. 

Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Fadli Zon: FIFA Terapkan Standar Ganda
kolase tribunnews
Anggota DPR Fadli Zon dan Presiden FIFA Gianni Infantino - Fadli Zon menilai FIFA menerapkan standar ganda soal Israel dalam pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 

serta melarang klub dan timnas Belarusia untuk melakukan pertandingan di kandang sendiri sebagai sanksi atas dukungan mereka terhadap Rusia dalam perang Ukraina, apakah itu bukan pelarangan yg bersifat politik?

Jadi, sejak kapan sepakbola bisa dipisahkan dari politik? FIFA jelas berpolitik dan politik tebang pilih FIFA sangat nyata.

Suka atau tidak suka, sepakbola sebenarnya tak pernah bisa dipisahkan dari soal politik. Olahraga ini, yg bisa menghimpun jutaan massa dan milyaran penonton, memang bisa jadi panggung politik strategis.

Sehingga, aturan yg menuntut agar kita tidak mencampuradukkan urusan olahraga dengan politik adalah aturan yg tidak masuk akal. Terutama, karena FIFA sendiri terbukti tak mentaatinya.

Dan kedua, FIFA menuntut semua negara agar berlaku fair terhadap atlet Israel, padahal Israel sendiri tak pernah berlaku fair terhadap atlet dan dunia olahraga Palestina.

Meski tidak banyak diekspose oleh media ‘mainstream’ internasional, bukan rahasia lagi militer Israel sejak lama telah menjadikan bidang olahraga serta para atlet Palestina sebagai target serangan mereka.

Pada November 2006, misalnya, militer Israel pernah mencegah semua atlet sepakbola Palestina untuk berpartisipasi dalam pertandingan final babak penyisihan grup kualifikasi AFC (Asian Football Confederation).

Berita Rekomendasi

Aksi yg tak mudah untuk dilupakan adalah ketika Israel tidak mengizinkan para pemain dan ofisial tim Palestina berpartisipasi dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Singapura.

Aksi jahat Israel tahun 2007 itu telah mengganjal kesempatan timnas Palestina di ajang Piala Dunia. Celakanya, alih-alih membela atlet Palestina dan mengutuk Israel, FIFA malah memutuskan untuk memberikan kemenangan otomatis kepada Singapura 3-0.

Padahal, kita tahu, dalam pertemuan terakhir kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu, timnas Palestina bisa menekuk Singapura dengan keunggulan telak 4-0.

Stadion Palestina sering dibom selama perang brutal Israel di Gaza. Itu sebabnya, selama bertahun-tahun timnas Palestina hanya bisa menggelar pertandingan kandang di Yordania atau Qatar. Dan kamp latihan merekapun ada jauh di Ismailia, Mesir.

Serangan mematikan tentara Israel bukan hanya mengarah pada fasilitas olahraga, tapi juga pada atlet-atlet Palestina.

Pada Januari 2009, misalnya, tiga pesepakbola Palestina, Ayman Alkurd, Shadi Sbakhe, serta Wajeh Moshtaha, tewas oleh serangan Israel di Jalur Gaza. Dua bulan kemudian, Saji Darwish, pemain muda berusia 18 tahun, dibunuh oleh penembak jitu Israel di dekat Ramallah.

Pada bulan Juli, masih di tahun 2009, Mahmoud Sarsak, pemain timnas Palestina, telah ditangkap dan disiksa oleh militer Israel selama tiga tahun.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas