PDIP Absen di Silaturahmi Bareng Jokowi, Pengamat Sebut Ada Kaitan dengan Batalnya Piala Dunia U20
meskipun PDIP memberikan alasan ketidakhadirannya, tetapi atmosfer memanasnya hubungan antara Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan sangat terasa.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, analisisnya soal gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia menjadi game changer pada Pemilu 2024 kini mulai terbukti.
Hal itu dikatakan Qodari merespons ketidakhadiran Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di acara silaturahmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para ketum parpol yang digelar di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Baca juga: Elektabilitasnya Naik Disebut karena Hasil Kerja Sendiri, Prabowo: Pak Jokowi Terlalu Rendah Hati
Qodari menduga absennya PDI Perjuangan pada acara tersebut mengindikasikan keretakan hubungan antara Megawati maupun elite PDI Perjuangan yang dilandasi oleh perbedaan sikap mengenai Piala Dunia U20.
“Menurut saya inilah salah satu pertanda dari statement saya sebelumnya bahwa batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia dapat menjadi game changer atau variabel untuk mengubah konstelasi politik di Indonesia,” kata Qodari dalam keterangannya Minggu (2/4/2023).
Dikatakan Qodari, meskipun PDIP memberikan alasan ketidakhadirannya, tetapi atmosfer memanasnya hubungan antara Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan sangat terasa.
Baca juga: Jokowi Bertemu Ketua Umum Partai Koalisi Pemerintah, Ini yang Dibahas
Sehingga Qodari menilai ada pergeseran konstelasi yang berpotensi memunculkan tiga poros pada Pilpres 2024 mendatang.
“PDI perjuangan memang mengatakan bahwa mereka tidak hadir karena suratnya ditujukan kepada Ibu Mega dan mereka tidak dapat hadir, lalu ketidakhadiran itu tetap bisa diinterpretasikan bahwa ya ini potensi akan ada tiga blok ke depan,” ujar Qodari.
“Blok perubahan, blok PDI Perjuangan dan blok Kabinet Indonesia Bersatu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Qodari mengatakan, munculnya poros Kabinet Indonesia Bersatu sebagai wujud komitmen dukungan dari para Ketum Parpol yang menjabat sebagai menteri dalam konteks kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang direstui oleh Presiden Jokowi.
“Semacam kebulatan tekad ya, dari pak Zulkifli Hasan dan itu bisa mengindikasikan bahwa sekali lagi bisa terjadi perubahan konstelasi pada hari ini terutama dalam konteks pencalonan calon presiden 2024,” ujar Qodari.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan berharap lima ketua umum partai mendukung pilihan Presiden Joko Widodo.
Kelima ketum Parpol berasal dari ketum PAN, Golkar, Gerindra, PKB dan PPP.
"Insya Allah semakin solid, kompak, satu hati, satu pemikiran, insyaallah satu pilihan di bawah komando Bapak Presiden," kata Zulhas.
Baca juga: Jokowi Sindir Ketua Umum Partai yang Sering Klaim Sudah Direstui Presiden: Apa Hubungannya?
Tetapi, Zulhas tak menjelaskan apa maksud 'satu pilihan di bawah komando Jokowi'. Namun, ia banyak bicara mengenai Pilpres 2024 di kesempatan itu.
Selain itu, Zulhas juga menyanjung peningkatan elektabilitas Prabowo dalam beberapa waktu belakangan. Zulhas menilai hal itu terjadi karena Prabowo sering mendampingi Jokowi dalam kunjungan kerja.