Lakukan Kunjungan ke Indonesia, Menteri LH Republik Kongo Kagum dengan Aksi-aksi Iklim Indonesia
Menteri LH Republik Kongo mengaku kagum dengan aksi-aksi iklim di Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Lingkungan Hidup, Pembangunan Berkelanjutan (Menteri LH) Republik Kongo Arlette Soudan-Nonault mengungkapkan kekaguman terhadap aksi-aksi iklim yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Hal tersebut disampaikan Menteri Arlette saat melakukan rangkaian kunjungan kerja di Indonesia, salah satunya bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) RI Siti Nurbaya pada Senin (27/3/2023).
Usai bertemu dan berdiskusi di ruang kerjanya, Menteri Siti mengajak Menteri Arlette untuk berkeliling di Pusat Persemaian Modern (Nursery Center) Rumpin, Bogor.
Di tempat inilah, jutaan bibit-bibit pohon dengan skala besar dihasilkan untuk program rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan daerah aliran sungai.
“Indonesia terus bekerja nyata mengatasi perubahan iklim dunia. Pusat persemaian seperti Rumpin juga dibuat di berbagai provinsi lainnya dan menjadi salah satu bentuk komitmen dan aksi konkret Indonesia dalam menangani perubahan iklim,” ujar Menteri Siti dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu (5/4/2023).
Sebelumnya, Menteri Arlette melakukan observasi penanganan sampah tempat sampah olah setempat (TOSS) di Klungkung dan persemaian Mangrove di Bali. Menurutnya, itu pertama kali beliau tahu tentang pembibitan mangrove dan menyatakan kekagumannya.
“Selama tujuh tahun menjadi Menteri dan keliling dunia, tidak ada pekerjaan sebaik seperti di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan di Rumpin,” ungkap Menteri Arlette.
Selain sebagai Menteri LH Republik Kongo, Menteri Arlette telah berinteraksi aktif dengan berbagai negara dan terutama lembaga-lembaga PBB multilateral dalam kapasitasnya sebagai koordinator untuk 15 negara Afrika di Congo Basin atau lembah Kongo, meliputi negara yang memiliki lahan gambut terluas kedua di dunia.
Bersama Pemerintah Republik Kongo dan Pemerintah Republik Demokratik Kongo, Indonesia menjadi rumah Pusat Gambut Tropis Internasional atau International Tropical Peatland Centre (ITPC). Terdapat lebih dari 1.500 pakar dari peneliti, ilmuwan, pembuat kebijakan dan lain-lain yang terdaftar di direktori ITPC ini.
Melalui ITPC Indonesia telah berbagi pengalaman, pelajaran dan praktik dalam mengelola lahan gambut tropis untuk pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian. Indonesia juga memimpin south-south cooperation (kerjasama selatan-selatan) menangani gambut Congo Basin.
Rangkaian kerjanya ke Indonesia kali ini, Menteri Arlette membawa undangan resmi dari Presiden Republik Kongo, Denis Sassou Nguesso, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, guna menghadiri the amazon-Congo-Borneo Mekong Three Basins Summit and the World Decade of Afforestation pada 14-15 Juni 2023 di Brazzaville, Republik Kongo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.