Kepercayaan Publik ke Polri Naik, Pijar 98: Berkat Kolaborasi Kapolri dan Kabareskrim
Kolaborasi dan sinergitas Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto dinilai terus memberikan tren positif.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi dan sinergitas Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto dinilai terus memberikan tren positif yang membuat kepercayaan publik terhadap Polri kembali meningkat.
Pusat Informasi dan Jaringan Aksi Reformasi 1998 (Pijar 98), Sulaiman Haikal mengungkapkan, Polri mengalami ujian yang cukup berat akhir-akhir ini.
Sejumlah sorotan publik datang tak henti sebagai akibat dari mencuatnya berbagai kasus yang melibatkan oknum anggotanya.
“Sebut saja kasus-kasus pengabaian laporan masyarakat oleh polisi hingga muncul hastag ‘percuma lapor polisi’. Kemudian peristiwa Kanjuruhan, backing pertambangan ilegal hingga mega kasus Sambo yang menghentak publik,” ungkap Haikal kepada wartawan, Jakarta, Jum'at (7/4/2023).
Indeks kepercayaan publik kepada Polri pun merosot sejak terungkapnya berbagai kasus tersebut, terutama setelah pengungkapan kasus Sambo dan sidang peradilannya yang mendapat liputan massif setiap hari.
Haikal mencatat, tingkat kepercayaan kepada Polri sempat begitu tinggi, yakni di angka 86,2 persen pada Januari 2022. Indeks itu mengalami kemerosotan saat meledak kasus Sambo pada Oktober 2022, bahkan hingga terjun ke posisi 53 persen.
Dalam perjalanan, Haikal menyampaikan, sebagai dampak dari penanganan berbagai kasus yang diselenggarakan secara transparan dan presisi, ditambah proses peradilan yang obyektif dan bebas tekanan disaksikan secara luas oleh masyarakat, indeks kepercayaan publik terhadap Polri mulai menanjak menunjukkan perbaikan.
Per Desember 2022, angkanya naik ke level 60,5 persen dan terakhir, pada Januari 2023 angkanya kembali membaik menjadi 69,35 persen. Capaian ini tentu menggembirakan tak hanya bagi keluarga besar kepolisian, tapi juga seluruh rakyat Indonesia.
“Dalam waktu singkat pimpinan polri bisa memperbaiki laju kepercayaan publik tersebut,” ujar Haikal.
Baca juga: Arahan Tegas Kapolri di Rakernis Bareskrim: Kawal Seluruh Program dan Kebijakan Pemerintah
Trend positif ini harus terus dikawal agar tidak terjadi proses pembalikan. Untuk itu, Haikal berharap polri memperkuat sinergi dan kekompakan internal. Berbagai perselisihan internal yang mengemuka sebetulnya sehat dalam rangka saling koreksi untuk memperbaiki diri.
Haikal mengingatkan, agar soliditas dan kekompakan menggapai tujuan perbaikan tersebut dapat menjadi platform bersama.
“Harus diwaspadai adanya upaya negatif dari luar yang ingin membenturkan sesama polisi. Bukan tidak mungkin ada mafia fight back yang ingin menghancurkan konsolidasi Polri dan pembunuhan karakter,” katanya.
Haikal menegaskan bahwa hal ini harus menjadi perhatian bersama, jangan sampai langkah korektif internal Polri ditunggangi kepentingan mafia yang hendak melawan balik.
Menurut Haikal, manuver perlawanan balik para mafia dapat dibaca melalui upaya adu domba sesama institusi kepolisian dan upaya degradasi kepercayaan publik.
“Bisa dilihat akhir-akhir ini berbagai isu yang menerpa Kapolri dan Kabareskrim Polri Agus Andrianto. Meskipun keduanya harus menjawab persoalan administratif yang coba dinarasikan secara negatif, harus diakui Sigit dan Agus sudah nampak upayanya dalam mengembalikan kepercayaan publik. Itu bisa dilihat dari kenaikan indeks kepercayaan publik kepada polisi,” ungkapnya.