Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

52,4 Persen Muslim Jawa Ngaku Masuk Kelompok Santri, SMRC: Mungkin Benar Terjadi Santrinisasi

suku Jawa dan Muslim makin banyak yang menganggap dirinya sebagai santri, ketimbang abangan atau priayi.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in 52,4 Persen Muslim Jawa Ngaku Masuk Kelompok Santri, SMRC: Mungkin Benar Terjadi Santrinisasi
Tangkapan Layar: Kanal Youtube SMRC TV
52,4 Persen Muslim Jawa Ngaku Masuk Kelompok Santri, SMRC: Mungkin Benar Terjadi Santrinisasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Maret 2023 mencatat bahwa suku Jawa dan Muslim makin banyak yang menganggap dirinya sebagai santri, ketimbang abangan atau priayi.

Berdasarkan hasil survei pada responden muslim dan bersuku Jawa, sebanyak 52,4 persen responden menganggap mereka masuk kelompok santri.

Sedangkan yang mengaku abangan 22,3 persen, priayi 1,4 persen, dan 23,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan hasil ini memperlihatkan bahwa terjadinya perubahan.

Saiful menyebut bisa jadi benar argumen almarhum Bambang Pranowo selaku sosok yang kerap melakukan studi evaluatif terhadap konsep ini, bahwa telah terjadi santrinisasi di Jawa.

"Berarti terjadi perubahan dong, mungkin benar argumen Bambang Pranowo yang melakukan studi evaluatif terhadap konsep ini bahwa terjadi santrinisasi di Jawa," kata Saiful dalam program 'Santri Abangan dan Pilpres 2024' seperti ditayangkan Youtube SMRC TV, Kamis (13/4/2023).

Mengingat kata Saiful, banyak pihak yang mengatakan bahwa pada tahun 1950-an mayoritas muslim Jawa adalah abangan.

Berita Rekomendasi

Hal ini juga tercermin dari Partai Nasional Indonesia yang besar di Pulau Jawa khususnya bagian Jawa Tengah dan jawa Timur.

"Kelihatan jelas di sini, santri besar. Mungkin kalau dipandang bahwa di Jawa itu dulu tahun 50-an kebanyakan adalah abangan, katakanlah begitu dan benar, tapi ada keyakinan abangan itu besar di Pulau Jawa. Buktinya PNI dan kemudian ada PKI di Pulau Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur," jelas dia.

Baca juga: Diam-Diam Terapkan Ilmu Digitalisasi dari Pesantren, Santri Ini Sukses Naikkan Omzet Usaha Keluarga

"Jadi sebutlah argumen dulu bahwa abangan dan priayi itu besar, sekarang tinggal 22-23 persen, berarti terjadi perubahan yang cukup penting karena yang mengaku dirinya santri menjadi mayoritas sekarang," ungkap Saiful.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas