LPOI, NCC dan Kedutaan Tiongkok Tawarkan Solusi Peradaban Ekologis Guna Waspadai Bencana Ekologis
Ancaman bencana ekologis akibat kiris energi, krisis lingkungan, krisis pangan dan obat-obatan tengah melanda dunia.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ancaman bencana ekologis akibat kiris energi, krisis lingkungan, krisis pangan dan obat-obatan tengah melanda dunia.
Tren digital juga terus merubah gaya hidup manusia.
Berbagai gejolak dan carut marut ekonomi dan konflik politik antar blok peradaban mengancam perdamaian.
Berdasar pada fenomena dan kegelisahan bersama, Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Nusantara Cultural Center (NCC) bersama Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok menggelar Tadarus Peradaban di Pondok Pesantren Al Tsaqofah Jakarta pada Jumat (14/4/2023).
“Tadarus peradaban dimaksudkan sebagai “strategic conference” yang didedikasikan sebagai wahana untuk memperkokoh persahabatan Indonesia-Tiongkok sekaligus sebagai forum bersama untuk membangun visi bersama dan peta jalan peradaban dunia yang lebih baik, lebih damai dan lebih maslahat," ungkap Mr. Lu Kang Duta Besar Tiongkok dalam keterangannya.
Sementara Ketua Umum LPOI-LPOK Prof KH. Said Aqil Siroj mengatakan kebersamaan dan kerjasama Indonesia-Tiongkok yang memiliki akar sejarah dan ikatan spiritual kuat harus di orkestrasi agar mampu menciptakan masa depan bersama yang lebih baik.
"Sehingga mampu bersama-sama mensolusikan berbagai ancaman dan krisis yang tengah melanda dunia sekaligus membangun peta jalan peradaban ekologis (ecological civilization)," ujar Said Aqil Siroj.
Tadarus Peradaban juga menyoal fenomena perubahan iklim, over exploitasi sumberdaya alam, ledakan jumlah penduduk yang sangat membebani ekosistem bumi,dan penyalahgunaan rekayasa teknologi yang “menciptakan bencana buatan” dan menjadi sebagai senjata baru, sangat mengancam masa depan peradaban.
Baca juga: Prospek Kerja Jurusan Teknik Lingkungan: Petugas Konservasi Lingkungan hingga Ahli Ekologi
Pada saat yang sama Kyai Said Aqil mengatakan LPOI, LPOK dan NCC mengapresiasi inisiasi Pemerintah Tiongkok yang melakukan Inisiasi “Islah (Mendamaikan) dan Merajut Kooperasi antara Saudi Arabia dan Iran.
"Kami juga mengapresiasi Orkestrasi Mata Uang Bersama Negara Negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) yang dilakukan pemerintah tiongkok," ujar Kang Said yang juga pengasuh pesantren Al Tsaqofah ini.
Dia berharap muncul harapan baru bagi Bangsa-Bangsa Asia Afrika seperti halnya cita-cita yang dahulu pernah dirintis oleh Presiden Soekarno dalam Konferensi Asia-Afrika.
Dalam pidatonya secara resmi Kyai Said Aqil Siroj menyampaikan bahwa Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) bersama Nusantara Cultural Center (NCC) Mendesak Pemerintah Indonesia dan Tiongkok untuk segera mewujudkan cita-cita pengembangan peradaban yang ekologis yang lebih maju dan lebih baik.
Pihaknya juga mengusulkan inisiasi “Program Bersama terkait dengan pengembangan Solar Cell, Optimalisasi Teknologi Digital berbasis 5G dan Pengembangan Tradisional Medichine”.
Dalam seremoni acara Tadarus Peradaban juga dtampak dilakukan penyerahan sejumlah “Donasi dan Beasiswa Santri”.
Hal ini dimaksudkan sebagai komitmen Pemerintah Tiongkok untuk mendukung pengembangan Sumberdaya Manusia Indonesia.
Acara Tadarus Peradaban dihadiri oleh Pimpinan Ormas Ormas Islam Indonesia, Pimpinan Ormas Keagamaan, Pimpinan Organisasi masyarakat, Santri pondok persantren dan
Imam Pituduh, Ketua Dewan Pembina NCC menyampaikan bahwa dunia membutuhkan terwujudnya “Peradaban Ekologis (Ecological Civilization).
"Bangsa-bangsa di seluruh dunia sedang bergerak menuju fase ini. Seiring dengan ekstrimnya kerusakan bumi," ujarnya.
Baca juga: LPOI di Bawah Kepemimpinan KH Said Aqil Siroj Bentuk Asosiasi Media Muslim Indonesia
Melalui melalui optimalisasi kekuatan Ormas-Ormas Islam dan Ormas-Ormas Keagamaan di Indonesia dengan Jejaring, ekosistem dan komunitas yang dimilikinya, adalah potensi yang dapat di optimalkan untuk membangun peradaban ekologis, mempercepat pengentasan kemiskinan dan membangun interkoneksi Indonesia-Tiongkok dalam bisnis, pendidikan, sosial dan budaya, secara terpadu dan berkelanjutan.