Perusahaan Jamu ini Terus Tabur Kebaikan, Serahkan Santunan ke 1.000 Duafa di Kabupaten Semarang
Penyerahan santunan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul kepada 1.000 kaum duafa di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat 14/4
TRIBUNNEWS.COM - Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan. Bulan yang istimewa ini bisa kita manfaatkan sebagai momen untuk menebar amalan baik sehingga dapat menambah nilai pahala kita. Salah satunya dengan meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama yang membutuhkan, terutama kaum duafa dan anak yatim piatu.
Hal inilah yang menjadi dasar PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK untuk terus melanjutkan program bantuan kemanusian di bulan Ramadan dengan melakukan kegiatan pembagian paket sembako kepada 1.000 duafa atau warga kurang mampu secara ekonomi di Kabupaten Semarang, Jumat (14/4/2023) sore.
Bantuan yang diserahkan berupa beras, gula, minyak, mie instan, wafer, dan produk-produk kesehatan dari Sido Muncul senilai Rp 190.000 per paket.
Menurut penuturan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, momen Ramadan dan Lebaran 2023 ini menjadi kesempatan pihaknya untuk berbagi kepada sesama.
“Kami melakukannya sudah 10 tahun ini, namun sempat terhenti semasa pandemi Covid-19, 2020, 2021, dan 2022. Nah saat ini kami baru melakukannya lagi. Ini sudah menjadi tradisi sebagai sarana bersilaturrahmi yang tentunya menjadi berkah,” ungkap Irwan seusai penyerahan santunan secara simbolis kepada Camat Bergas, Seno Wibowo dan perwakilan warga di Pabrik Sido Muncul.
Dia berharap, para penerima bantuan bisa merasa terbantu dan dapat merayakan Lebaran dengan lebih baik.
Santunan paket sembako ini diterima oleh para warga yang kurang mampu dari beberapa daerah di Kabupaten Semarang seperti warga Desa Diwak, Desa Bergas Kidul, Desa Klepu, Kelurahan Ngempon dan Kelurahan Karangjati di Kecamatan Bergas.
Satu di antara warga penerima bantuan itu, Joko, mengaku akan memanfaatkan santunan itu untuk kebutuhan selama momen Lebaran 2023.
“Terbantu, bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan selama Lebaran,” ungkap warga Karangjati tersebut.
Sementara itu, Seno Wibowo yang mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mengungkapkan bahwa santunan itu merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara pengusaha dengan masyarakat. Dia menyebutkan filosofi Jawa, yaitu perusahaan yang menanam pagar di lingkungannya dengan mangkok.
“Mangkok yang berarti perhatian dan kasih sayang dengan lingkungannya, masyarakat mendapat manfaat dari perusahaan, perusahaan juga pasti didoakan agar ketenangan dalam berusaha,” kata dia.
Santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa, lanjut Irwan, merupakan kegiatan CSR Sido Muncul yang telah rutin dilakukan di berbagai kota di Indonesia, meliputi Jabodetabek, Karawang, Purwakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Bali, Lampung, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan lainnya.
Beberapa waktu sebelumnya, Sido Muncul juga telah memberikan santunan berupa uang tunai kepada 1.000 anak yatim di Jakarta sekaligus menggelar buka puasa bersama.
“Pada 11 April lalu, kami juga memberikan uang tunai total Rp 200 juta kepada 1.000 anak yatim di Jakarta, masing-masing menerima Rp 200 ribu,” pungkas Irwan.
Kembangkan produk kearifan lokal
Dalam kesempatan ini Irwan Hidayat juga memperkenalkan produk jamu Sawanan yang merupakan pengembangan produk kearifan lokal.
"Dalam tradisi masyarakat Jawa, untuk menetralisir energi buruk itu digunakan daun kelor. Nah jamu Sawanan itu dibuat dari kunir atau kunyit dan daun kelor," kata Irwan.
Daun kelor sendiri memang memiliki kemampuan lebih. Tanaman yang memiliki nama latin Moringa Oleifera ini sejak lama digunakan sebagai obat tradisional, kandungannya yang baik untuk kesehatan seperti antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya seperti Vitamin C dan Beta Karoten,
Irwan menambahkan jamu sawanan menjadi produk yang kerap dicari masyarakat terutama kalangan orang tua karena berkhasiat meredakan berbagai keluhan. "Pernah ada ibu-ibu yang datang kepada saya, bilangnya suaminya sering marah-marah di rumah, terus setelah diberi jamu sawanan ini perasaan suaminya jadi lebih adem, tidak gampang marah lagi," selorohnya
Produk jamu tradisional ini juga telah dikembangkan dalam bentuk cair sehingga lebih praktis dikonsumsi. "Mungkin kalau bentuknya bubuk kan agak repot ya. Nah ini sudah ada yang cair," tutup Irwan.
Editor: Vincent
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.