Suruh Jebak Mami Linda, Teddy Minahasa Ngaku Paham Rasa Sakit Hati Dody Prawiranegara
Irjen Pol Teddy Minahasa mengaku menjual sabu kepada Linda Pujiastuti alias Mami Linda dalam rangka penjebakan.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irjen Pol Teddy Minahasa mengaku menjual sabu kepada Linda Pujiastuti alias Mami Linda dalam rangka penjebakan.
AKBP Dody Prawiranegara pun menjadi perwira yang dipilih oleh Irjen Teddy untuk menjebak Mami Linda.
Dody yang kala itu menjabat sebagai Karolog Polda Sumatra Barat, dipilih lantaran perasaan iba dari sang Kapolda, Teddy Minahasa.
"Kenapa Pak Teddy beri tugas penjebakan ini kepada Pak Dody, bukan yang lain, karena Pak Teddy itu merasa iba kepada Pak Dody," ujar Anthony Djono, penasihat hukum Teddy Minahasa dalam wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra pada Senin (17/4/2023).
Rasa iba itu timbul karena Dody dianggap telah berhasil menaikkan Polres Bukittinggi dari tipe B menjadi tipe A.
Sayangnya begitu Polres Bukittinggi menjadi tipe A, Dody justru dipindah tugas ke Polda Sumatra Barat.
Hal itu praktis membuat Dody gagal naik pangkat menjadi Komisaris Besar (Kombes).
"Saya bisa paham perasaan Pak Dody pasti sedih. Harusnya kalau Polres Bukittinggi jadi tipe A, Pak Dody masih jadi Kapolres, itu mestinya kan dia naik Kombes. Kok ini malah dipindah Karolog," Djono menceritakan ucapan Teddy kepadanya.
Teddy Minahasa yang pernah menjadi Kapolda Banten, mengaku memiliki pengalaman sama dengan Dody Prawiranegara.
Begitu Polda Banten naik menjadi tipe A, Teddy malah ditugaskan menjadi Wakapolda Lampung.
"Jadi perasaan itu, sakit hatinya, saya tahu. Pak Dody itu pasti juga merasakan hal yang sama," kata Djono, mengingat kembali ucapan Teddy.
Alhasil, begtu Linda Pujiastuti alias Anita menghubungi, Teddy pun memanfaatkannya untuk memberi kesempatan kepada Dody.
Jika penjebakkan itu berhasil, maka akan menambah daftar prestasi Dody.
Nantinya akan lebih mudah bagi Teddy untuk merekomendasikan kenaikan pangkat Dody.
"Akan gampang untuk saya promosikan lagi, untuk bikin daftar reward, prestasinya Dody, untuk dilaporkan ke pimpinan."
AKBP Dody Pawranegara Takut dengan Power Irjen Teddy Minahasa
AKBP Dody Prawiranegara, mengaku terpaksa menukar dan memperjual belikan narkotika jenis sabu hasil pengungkapan kasus oleh Polres Bukittinggi.
Baca juga: Pledoi Teddy Minahasa: Tuntutan Mati Tidak Adil, Saya Bukan Bandar dan Pemilik Sabu
Keterpaksaan itu diungkapkan melalui penasihat hukumnya karena takut pada power atasannya, Irjen Pol Teddy Minahasa.
Selain kepangkatan yang berjarak tiga tingkat, kala itu Dody sebagai Kapolres Bukittinggi bertanggung jawab kepada Teddy yang menjabat Kapolda Sumatra Barat.
Tak hanya itu, Teddy juga dikenal memiliki koneksi yang luas, baik di dalam maupun di luar institusi Polri.
"Dia kan koneksinya ke mana-mana. Ke SDM bagus," ujar penasihat hukum Dody, Adriel Viari Purba dalam wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita di Kantor Tribun, Sabtu (11/3/2023).
Koneksi yang bagus ke bagian SDM itu membuatnya memiliki power untuk merekomendasikan penugasan seorang anggota Polri, tak terkecuali Dody.
"Tinggal dia telpon letingnya itu," katanya.
Power seorang Teddy Minahasa itu diklain pihak Dody terbukti dari mutasi dirinya ke bagian logistik Polda Sumatra Barat.
Padahal Dody tak memiliki pengalaman di bidang logistik, melainkan reserse.
Menurut pihak Dody, mutasi itu dilakukan karena dirinya telah mengulur-ulur waktu penukaran dan penjualan sabu ketika diperintah Teddy.
Seandainya perintah Teddy ditolak, bukan tak mungkin Dody akan dimutasi ke tempat yang jauh dari pusat, seperti Papua.
"Kalau saya ulur-ulur waktu saja saya dipindah ke Polda Sumbar jadi Kabagda Rolog, mungkin kalau saya tolak, bisa dipindah ke Papua saya," ujar Adriel menirukan ucapan Dody kepadanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.