Fakta-fakta Kritikan TikTokers Bima Yudho Berujung Dilaporkan Polisi, Kini Penyelidikan Dihentikan
Pelajar asal Indonesia yang sedang bersekolah di Australia ini ramai dibicarakan setelah mengritisi sistem tata kelola dan infrastruktur Lampung
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Konten kreator Tiktok atau Tiktokers Bima Yudho, viral setelah memberikan kritik terhadap kemajuan Provinsi Lampung.
Pelajar asal Indonesia yang sedang bersekolah di Australia ini ramai dibicarakan publik setelah mengkritisi sistem tata kelola, pendidikan dan infrastruktur Provinsi Lampung.
Video unggahan Bima Yudho pun ditanggapi warga Lampung, hingga trending di Twitter pada Senin (18/4/2023).
Bahkan mendapatkan atensi dari pejabat pemerintah, seperti Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam) Mahfud MD, hingga pihak Istana.
Berikut fakta-fakta video viral Bima Yudho yang mengundang perhatian banyak orang.
Baca juga: VIDEO Polisi Hentikan Penyelidikan Laporan Terhadap Tiktoker Bima Yudho: Tidak Ada Unsur Pidana
Istana: Fakta Dilapangan
Menanggapi video tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Joanes Joko menilai kritikan Bima Yudho adalah bentuk kepedulian generasi Z terhadap lingkungannya.
"Kepedulian yang disampaikan oleh Bima ini harus kita maknai bahwa ini adalah kepedulian generasi muda, gen z yang selama ini dituduh sebagai generasi stroberi itu peduli terhadap tanah kelahirannya dan perkembangan tanah air kita," kata Joanes, Senin (17/4/2023).
Meski Bima saat ini tengah menempuh pendidikan di Australia, tapi di satu sisi masih menaruh kepeduliannya terhadap kondisi tempat tinggal asalnya, Lampung.
"Dia posisi ada di luar negeri, sedang studi, tapi dia masih mencintai bangsanya dengan caranya. Caranya menyampaikan aspirasi melalui media sosial."
"Apa yang disampaikan oleh Bima pada titik ini saya mengapresiasi. Karena kalau orang mengkritik pasti ada perhatian, orang kalau memberi perhatian pasti ada kepedulian," kata Joanes.
Apalagi, bila faktanya memang terjadi di lapangan.
Hal ini diketahui setelah pihak KSP melakukan kroscek melalui jaringan masyarakat sipil Lampung.
"Karena memang faktanya kita lihat, dan saya sudah melakukan kroscek dengan teman-teman jaringan masyarakat sipil di Lampung, apa yang disampaikan Bima itu memang fakta yang ada," jelas Joanes.