Kisah Kartika, Tempuh Perjalanan Panjang dari Jambi Untuk Rayakan Idulfitri Bersama Anak di Bali
Kartika, perempuan 43 tahun rela menempuh perjalanan panjang untuk mudik ke kampung halaman di Bali.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kartika, perempuan 43 tahun rela menempuh perjalanan panjang untuk mudik ke kampung halaman guna merayakan lebaran Idulfitri bersama anak-anaknya di Bali.
Menurut Kartika, anak-anaknya sudah merindukan kepulangannya dari perantauan.
"Anak-anak sudah rindu kan. Gimana ya, namanya punya anak kan, dengar mamanya mau pulang, senang kan, jadi kalau kita batalin, kecewa," ujar Kartika saat berbincang dengan Tribunnews.com, di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (20/4/2023).
Harga tiket transportasi yang mahal, lamanya waktu perjalanan, bahkan mobil yang sempat rusak saat perjalanan tak jadi alasan bagi Kartika untuk mengurungkan niatnya melakukan mudik.
Kartika merupakan ibu tiga anak.
Baca juga: Puncak Arus Mudik Lebaran 2023, AP I Layani 238 Ribu Penumpang
Ia bekerja di Jambi dan singgah di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur untuk melanjutkan perjalanan.
Ia ditemani anak perempuan yang berusia empat tahun.
Anaknya tampak tertidur pulas di pangkuan sang ibu.
Baca juga: Dukung Kelancaran Mudik Armada Bus, Hino Hadirkan Posko dan Bengkel Siaga 24 Jam
Mereka berdua sedang menunggu jadwal keberangkatan bus yang akan mengantarkan mereka ke kampung halaman di Bali.
Kartika bercerita, ia harus menempuh perjalanan panjang dan berganti ragam moda transportasi untuk mudik.
Ditambah lagi dalam perjalanannya, kendaraan yang ia naiki mengalami kerusakan di tengah jalan.
"Saya kerja di Jambi, tinggal di Bali. Saya naik mobil dari kantor Jambi sampai Jakarta. Naik mobil kantor ke Pelabuhan Merak, naik kapal, baru turun di sini. Dari sini naik bus ke Bali," kata Kartika
Kartika menjelaskan, ia telah berangkat sejak Selasa (18/4/2023) malam dari Jambi.
Namun, dalam perjalanan ia mengalami kendala.
Baca juga: Diduga Mengantuk dan Kelelahan, Ayah dan Anak Kecelakaan dalam Perjalanan Mudik ke Cilacap
Mobil yang ia tumpangi rusak, waktu mudik pun bertambah panjang di jalan.
"Tanggal 18 malam berangkat. Sampai tadi pagi, karena mobil kita kemaren rusak di jalan tol jadi enggak bisa keluar. Itu kendalanya sih, satu hari satu malam," ujarnya.
"Tanggal 20 pagi baru kita di Jambi. Baru nyebrang ke sini jam enam. Dari Merak jam enam, langsung ke mari naik bus. Ya sudah langsung beli tiket," imbuh dia.
Sesampainya di Terminal Kampung Rambutan, Kartika sempat kaget melihat harga tiket bus yang melambung tinggi.
Namun, mau tak mau ia tetap memesan tiket demi bisa berjumpa kedua anaknya yang lain yang saat ini masih mengenyam pendidikan di Bali.
"Tiket mahal. 950 (ribu), cuma saya tawar 900. Biasanya sih di atas 600, 650 atau 700. Mahal. Tapi ya arus pulang," ujarnya.
Meski menempuh perjalanan yang panjang dan merogoh kocek yang tidak sedikit, Kartika mengaku senang dapat mudik lebaran dan bisa bertemu anak-anaknya.
Apalagi mengingat tahun lalu ia tidak bisa pulang ke Bali dan bertemu anak-anaknya.
"Tahun lalu enggak mudik. Saya di Medan. Tetap semangat, senang pulang meski lewat tol, naik kapal," kata Kartika.
"Iya, anak-anak sudah rindu kan. Gimana ya, namanya punya anak kan, dengar mamanya mau pulang, senang kan, jadi kalau kita batalin, kecewa," tutupnya.