Kumpulan Puisi Chairil Anwar, Cocok Dibaca saat Peringatan Hari Puisi Nasional 2023
Simak kumpulan puisi karya Cahiril Anwar. Dapat dibacakan saat peringatan Hari Puisi Nasional pada 28 April yang bertepatan dengan hari wafatnya.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi dan bakat Untuk meyakinkan masa depan yang cerah Pada kita semua.
Terima kasih, guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu
Baca juga: Profil Chairil Anwar, Sastrawan Indonesia yang Wafatnya Diperingati sebagai Hari Puisi Nasional
3. KRAWANG BEKASI
Krawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi.
Baca juga: 20 Twibbon Hari Puisi Nasional, Beserta Cara Menggunakannya
4. Hukum
Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jerih memikul.
Banyak menangkis pukul.
Bungkuk jalannya – Lesu
Pucat mukanya – Lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga
Pekik di angkasa: Perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti, kau dinanti-dimengerti!
5. Suara Malam