Ada 6 Riwayat Panggilan di HP AKBP Buddy, Sempat Dihubungi Seseorang 2 Menit sebelum Tewas
Sebelum tewas, ada enam riwayat panggilan terhadap AKBP Buddy. Ia sempat menghubungi seseorang saat dua menit sebelum tewas
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan hasil pemeriksaan forensik terkait handphone milik Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta api di Stasiun Jatinegara, Jaktim pada Sabtu (29/4/2023) lalu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Trunoyudo mengungkapkan tidak ada panggilan dari orang tak dikenal (OTK) terhadap AKBP Buddy.
"Tidak ada orang tak dikenal menelepon. Di sini semuanya dikenal," kata Trunoyudo dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023) yang ditayangkan di YouTube Polda Metro Jaya.
Selain itu, salah satu anggota Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) mengungkapkan adanya riwayat sejumlah enam panggilan berdasarkan pemeriksaan terhadap handphone korban yakni iPhone 13 Pro Max dengan kapasitas 512 GB.
Panggilan pertama terjadi pada pukul 06.55.03 WIB ketika AKBP Buddy menelepon istrinya, Cecillia.
Adapun durasinya adalah 32 detik.
Baca juga: Adik Ipar Kenang Sosok AKBP Buddy Alfrits Towoliu: Beliau Sangat Cinta kepada Polri
Kemudian, AKBP Buddy sempat menghubungi Danmen Tar Akpol pada pukul 06.56.09.
Namun durasinya 0 detik karena panggilan dibatalkan.
Dari panggilan kedua tersebut, tidak ada riwayat panggilan yang diterima atau dilakukan oleh AKBP Buddy.
Lalu pukul 09.24.38, Wakasat Polres Jakarta Timur menghubungi AKBP Buddy.
Namun, korban tidak mengangkat panggilan tersebut.
Alhasil sekira dua menit kemudian yakni pukul 09.26.11, AKBP Buddy menelepon balik Wakasat Polres Jakarta Timur.
Dalam panggilan tersebut, durasi pembicaraan mencapai 1 menit 14 detik.
Baca juga: Kronologi Tewasnya AKBP Buddy: Jalan Kaki Sendiri ke Rel Stasiun Jatinegara, Tertabrak Kereta Api
Selanjutnya, panggilan diterima oleh AKBP Buddy dari kontak bernama Datarakajay pada pukul 09.29.26 dengan durasi pembicaraan selama 38 detik.
Lalu, menurut keterangan saksi dan rekaman CCTV, dua menit kemudian yakni pukul 09.31 WIB, AKBP Buddy tertabrak kereta di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Kronologi Tewasnya AKBP Buddy
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simamarta membeberkan kronologi awal tewasnya AKBP Buddy berawal ketika korban bersama sepupunya, Junaedi Towoliu bersama-sama pergi dari rumah korban menuju Kantor Polres Metro Jakarta Timur dengan menggunakan mobil pada Sabtu (29/4/2023) pagi.
Ia mengatakan mobil tersebut disiapkan oleh istri Buddy.
"Tiba di Polres kurang lebih 05.45 WIB," katanya dalam konferensi pers di Gedung Polda Metro Jaya, Senin (1/5/2023).
Leonardus mengatakan sesampainya di Polres Metro, Buddy melakukan sarapan pagi.
"Kemudian korban minum obat dari dokter pasca operasi batu empedu. Selama dalam ruangan, korban sempat berganti baju, kemeja berbaju putih."
"Mencoba tidur di ruangan istirahat, namun ternyata tidak bisa tidur. Terbangun lagi, membuka baju. Selanjutnya mengganti kaos dengan jaket hitam," bebernya.
Baca juga: Ada Mafia Besar Dibalik Tewasnya AKBP Buddy, PMII Jakarta Timur Minta Bentuk Tim Investigasi
Selanjutnya, sekira pukul 09.11 WIB, Buddy turun lift menuju pintu keluar kantor Polres Metro Jakarta Timur seorang diri.
Kemudian, kata Leonardus, pada pukul 09.21 WIB, Buddy terlihat berada di Stasiun Jatinegara menurut rekaman CCTV yang diperoleh penyidik.
"Berjalan kaki seorang diri dari arah timur. Ini masih dengan menggunakan pakaian yang sama, seorang diri," tuturnya.
Lalu, Leonardus mengungkapkan pihaknya meminta keterangan dari masinis dan asisten masinis kereta api Tegal Bahari jurusan Pasar Senen-Tegal.
Mereka menjelaskan kereta api yang dikendarai berada dalam kecepatan 27 kilometer/jam saat memasuki Stasiun Jatinegara.
Baca juga: Olah TKP, Polisi Ungkap Tak Ada Hal Mencurigakan, Sebut AKBP Buddy Perawatan Sakit Batu Empedu
Pada saat memasuki stasiun, Leonardus mengatakan masinis melihat Buddy berdiri di pinggir tembok pembatas area rel.
Saat itulah, insiden tertabraknya Buddy tidak terelakan dan korban meninggal dunia di TKP.
"Kemudian saksi melihat korban berjalan ke rel, jalur 3 atau tempat TKP yang akan dilewati oleh kereta api. Selanjutnya, korban tertabrak dan meninggal dunia," ujarnya.
Disclaimer: Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Polisi Bunuh Diri