Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Hari Palang Merah Internasional 8 Mei, Berawal dari Perang di Solferrino Italia

Inilah sejarah peringatan Hari Palang Merah Internasional yang diperingati setiap 8 Mei. Berawal dari pertempuran di Kota Solferrino, Italia Utara.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Nuryanti
zoom-in Sejarah Hari Palang Merah Internasional 8 Mei, Berawal dari Perang di Solferrino Italia
ifrc.org
Sejarah Hari Palang Merah Internasional yang diperingati pada 8 Mei. Bermula dari pertempuran di Kota Solferrino, Italia Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah peringatan Hari Palang Merah Internasional.

Setiap tahunnya, Hari Palang Merah Internasional diperingati pada 8 Mei.

Pada peringatan Hari Palang Merah Internasional 2023 ini mengusung tema Everything we do comes #fromtheheart yang artinya Semua yang kami lakukan berasal #darihati.

Tujuan adanya peringatan Hari Palang Merah Internasional yakni untuk merayakan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Dikutip dari laman National Today, 8 Mei dipilih sebagai Hari Palang Merah Internasional karena merupakan tanggal kelahiran sosok bernama Henry Dunant.

Henry Dunant merupakan sosok pendiri Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).

Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Palang Merah Internasional 2023, Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Untuk lebih lengkapnya, simak sejarah Hari Palang Merah Internasional berikut ini:

BERITA REKOMENDASI

Sejarah Hari Palang Merah Internasional

Dikutip dari laman PMI Medan, pada 24 Juni 1859 terjadi pertempuran di Kota Solferrino, Italia Utara antara pasukan Perancis dan Italia melawan pasukan Austria.

Perang tersebutlah yang melatar belakangi lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional.

Pada saat itu, seorang pemuda warga negara Swiss, Henry Dunant, berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.

Diketahui bahwa imbas dari pertempuran tersebut mengakibatkan puluhan ribu tentara terluka.

Sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut.

Oleh sebab itu, Henry Dunant lantas mengambil langkah untuk bekerjasama dengan penduduk setempat dalam upaya mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas