Psikolog Forensik Sebut Pelaku Mutilasi di Semarang Membunuh atas Kehendak Sendiri, Tanpa Paksaan
Psikolog Forensik menyebutkan perbuatan pelaku pembunuhan mutilasi bos di Semarang, Husen lakukan perbuatannya dengan sadar tanpa paksaan orang lain.
Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
Husen mengaku melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban pikirannya.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Mutilasi Bos di Semarang akan Tes Kejiwaan, Akui Puas setelah Bunuh, Tak Menyesal
"Biar mengurangi beban pikiran, buat senang-senang," tambah Husen.
Total uang yang diambil Husen dari dompet bosnya tersebut adalah Rp7 juta.
Husen juga membawa kabur motor milik bosnya itu ketika melarikan diri.
"Saya pulang bawa motor milik korban," ujarnya.
Ia melarikan diri ke Banjarnegara, tepatnya di rumah temannya bernama Feri pada Sabtu (6/5/2023) sekira pukul 20.00 WIB tanpa sepengetahuan temannya bahwa dirinya telah membunuh seseorang.
"Saya ngumpet di rumah Feri ditangkap polisi di tempat itu. Saya tidak melakukan perlawanan apapun ke polisi," ujarnya.
Kronologi Versi Husen
Husen mengungkapkan bahwa ia membunuh bosnya tersebut menunggu hingga bosnya tertidur di toko, Kamis (4/5/2023).
Setelah tertidur, Husen pun mendekati korban dan menghujamkan linggis sepanjang hampir satu meter ke arah pipi kanan korban.
Husen mengaku menusukkan linggis ke pipi kanan dan pelipis kiri korban sebanyak dua kali.
"Saya dua kali tusukan linggis ke pipi kanan dan pelipis kiri korban," ujarnya.
Selanjutnya, Husen melakukan mutilasi kepada tubuh korban sebanyak empat bagian.
Bagian pertama kepala, kedua tangan, dan badan tanpa kepala, serta tangan.