Soal Hoaks Jelang Pemilu 2024, KSAL: Kita Harus Waspada, Ada yang Ingin Mengail di Air Keruh
Ia juga menyatakan telah menekankan kepada setiap prajurit Angkatan Laut dan PNS yang berdinas di TNI Angkatan Laut harus netral dalam Pemilu.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Kedua, kata dia, isi narasi yang seolah disampaikan prajurit TNI bermasker tersebut tidak benar.
Selain itu, lanjut dia, suara narator juga bukan suara prajurit tersrbut melainkan suara orang lain yang sengaja disiapkan editor.
"Video ini sedang dalam penyelidikan pihak TNI," kata Julius.
Ketiga, lanjut dia, judul tersebut menyebutkan Panglima Yudo Margo dan menampilkan potongan video laksamana Yudo berseragam loreng dan berbaret biru dengan emblem logo TNI AL.
Seharusnya, kata dia, seragam Panglima TNI menggunakan loreng baret hitam, emblem Mabes TNI segi lima.
"Dan juga video tersebut adalah kegiatan Laksamana TNI Yudo Margono di dermaga JICT Tanjung Priok saat masih menjabat KSAL," kata dia.
Keempat, kata Julius, sangat tidak masuk akal kegiatan Anis Rasyid Baswedan di Bandung diedit dengan vedio dikawal oleh anggota TNI dari Brigde 08.
Puspen TNI, kata dia, menjelaskan bahwa Brigade 08 TNI tidak ada.
Kelima, lanjut Julius, video kegiatan Laksamana TNI Yudo Margono, prajurit TNI AD dan prajurit TNI AL dari Korps Marinir adalah video kegiatan di tempat lain dan tidak saat kegiatan Anies Rasyid Baswedan di Bandung.
"Keenam, TNI minta kepada pihak MI (Menara Istana) selaku pemilik produk video hoaka untuk menjelaskan kepada publik dan menyampaikan permohonan maaf kepada TNI dan publik serta mencap videonya hoaks di Youtube dan selanjutnya menghapus video tersebut," kata dia.
Julius berharap, masyarakat lebih jeli melihat kiriman video atau berita yang disebarkan dalam media sosial maupun media online oleh orang-orang yang menginginkan negara hancur lewat adu domba komponen bangsa terutama institusi TNI.
Masyarakat, kata dia, harus bisa menalar mana berita yang benar dan mana yang salah.
"Kita harus waspada, apalagi sebentar lagi Indonesia akan memasuki pesta demokrasi Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak pada tahun 2024 yang tahapan sudah dimulai pada saat ini," kata Julius.
"Kalau kita tidak arif, bijak dan cerdas menyikapi kondisi ini maka persatuan dan kesatuan kita sebagai NKRI akan hancur berantakan," sambung dia.