Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Komisi X DPR Sebut Marketplace Guru Tak Selesaikan Akar Masalah

Gagasan Nadiem Makarim tentang market place guru dinilai tidak menyelesaikan akar permasalahan tenaga pendidikan di Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ketua Komisi X DPR Sebut Marketplace Guru Tak Selesaikan Akar Masalah
dok. DPR RI
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda saat memimpin rapat di DPR. 

Marketplace guru adalah sebuah wadah bagi semua guru mengajar untuk masuk ke dalam database yang dapat diakses oleh semua sekolah di Indonesia.

Selain itu, Marketplace guru juga dapat menjadi ruang penyimpanan data bagi para guru.

"Marketplace untuk talent guru, dimana akan ada suatu tempat di mana semua guru-guru yang boleh mengajar masuk ke dalam sebuah database yang bisa diakses oleh semua sekolah yang ada di Indonesia,” jelas Nadiem.

Ia juga menyampaikan Marketplace guru memiliki dua pilar yang dapat menjadi jalan keluar permanen dalam memenuhi formasi guru di Indonesia.

Konsep ini memungkinkan semua sekolah dapat merekrut guru kapan saja sesuai formasi.

Melalui Marketplace guru, sekolah diharapkan dapat merekrut guru yang berkompetensi.

Nantinya anggaran gaji dan tunjangan guru ASN yang sekarang ada di pemerintah daerah dialihkan ke sekolah.

BERITA REKOMENDASI

Anggaran langsung ditransfer ke rekening sekolah tapi terpisah dari rekening BOS.

"Kami akan transfer anggaran ini rekening sekolah langsung dan itu hanya boleh digunakan untuk perekrutan guru yang ada di dalam marketplace guru tadi."

"Jadi penggunaan dana dikunci hanya untuk yang benar-benar boleh menjadi guru," jelasnya.

Kemudian, sekolah bisa merekrut guru ASM kapan saja asalkan sesuai formasi.

Jika seorang calon guru sudah direkrut pulang sekolah maka otomatis dianggap sebagai ASN atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).


Selanjutnya, konsep penempatan guru pada formasi kurang peminat.

Konsep ini berupa beasiswa dengan ikatan dinas. Nadiem menjelaskan, mereka akan ditempatkan pada formasi-formasi yang kurang diminati paling tidak tiga tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas