Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anis Matta: Hanya Mewakili Kelompok, Partai Islam Sulit Menangi Pertarungan Politik

Narasi yang ditawarkan partai Islam hanya diperuntukkan bagi kelompoknya saja, bukan narasi untuk keseluruhan populasi rakyat Indonesia. 

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Anis Matta: Hanya Mewakili Kelompok, Partai Islam Sulit Menangi Pertarungan Politik
Kanal Youtube geloraTV
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia) Anis Matta dalam diskusi Gelora Talks bertajuk Kasak-Kusuk Politik Aji Mumpung 2024: Bagaimana Sikap Presiden? pada Rabu (18/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai, partai Islam masih sulit untuk memenangi pertarungan politik di konstensi Pemilu 2024, baik pemilu legislatif (Pileg) maupun pemilihan presiden (Pilpres).

Hal itu disebabkan narasi yang ditawarkan partai Islam hanya diperuntukkan bagi kelompoknya saja, bukan narasi untuk keseluruhan populasi rakyat Indonesia. 

"Pada dasarnya partai-partai Islam ini selalu berorientasi mewakili kelompoknya sendiri dan tidak mewakili populasi. Partai yang basisnya tradisional, dia berusaha mewakili Islam tradisional, demikian pula dari kelompok modernis dia berusaha mewakili Islam modernis," kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (6/6/2023).

Karena itu, kata Anis Matta, porsi dukungan masyarakat terhadap partai Islam tidak sebesar dukungan kepada partai nasionalis.

"Ini masalah fundamental yang seharusnya menjadi perhatian serius untuk mengubah orientasi narasi mewakili kelompoknya, menjadi narasi mewakili populasi atau seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Baca juga: Isu Kaesang Bakal Maju di Pilkada Depok, Pengamat: Investasi Politik Jokowi

Menurut Anis Matta, seharusnya konsep ajaran Islam digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat, seperti keadilan distribusi ekonomi dan menghadapi ketimpangan ekonomi.

Berita Rekomendasi

Bukan sebaliknya digunakan untuk membela kelompoknya saja dan memusuhi kelompok yang lain.  

"Tetapi ada upaya untuk memisahkan agama dan negara  dengan dibuat sedemikian rupa seolah sebagai sumber konflik, oleh mereka yang membawa kekuatan agama sebagai ideologinya," ujar Anis Matta.

Anis Matta lalu menegaskan, Indonesia yang berdasarkan Pancasila, bukan merupakan negara sekuler. Malahan dengan Pancasila, Indonesia justru dikenal sebagai negara religius, karena mengakui adanya Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Inilah yang kita sayangkan kenapa partai Islam itu, tidak mencoba menggali ajaran agama Islam ini sebagai satu sumber inspirasi,” katanya.

“Selain itu, partai Islam juga selalu membawa perbedaan friksi mengenai tata cara  beragama, antara yang tradisional dan modernis, di bawah ke politik," tandas Anis Matta.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas