60 Persen WNI yang Berobat ke Luar Negeri dari Jakarta, Jokowi: Memang Kaya-kaya
Presiden Jokowi mengungkapkan, masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri berjumlah hampir satu juta orang.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri berjumlah hampir satu juta orang.
Dari jumlah tersebut, terbanyak merupakan masyarakat dari DKI Jakarta sebanyak 60 persen.
"Yang berobat ke luar negeri itu, 60 persen dari Jakarta,"
"Ya memang kaya-kaya orang Jakarta," ujar Jokowi saat meresmikan Tzu Chi Hospital, yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Rabu (14/06/2023) siang, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Kemudian, lanjut Jokowi, warga Surabaya yang berobat ke luar negeri sebanyak 15 persen.
"Yang dari Surabaya 15 persen, sisanya dari Medan dan Batam," lanjutnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Didampingi Kedua Orang Tuanya, Putri Ariani Terharu Bertemu Jokowi di Istana
Jokowi mengatakan, WNI yang yang berobat ke luar negeri berpotensi untuk mengurangi devisa negara.
"Kita tahu warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri itu hampir satu juta orang setiap tahun."
"Dan kita kehilangan devisa, karena bayarnya ke luar negeri, kehilangan devisa 11,5 miliar Dolar AS, Rp170 triliun hilang gara-gara berobat ke luar negeri," ujarnya.
Presiden pun mengapresiasi keberadaan Tzu Chi Hospital yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta peralatan yang modern dan canggih.
"Saya tadi barusan berkeliling untuk melihat fasilitas penanganan pasien, baik yang berkaitan dengan kanker, baik yang berkaitan dengan thalasemia, baik yang berkaitan dengan sumsum, semuanya saya lihat peralatan, sarana prasarana, semuanya sangat modern," ujar Presiden.
Presiden meyakini, kualitas dokter di Tanah Air mampu bersaing dengan dokter yang ada di negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Jepang
"Dokter-dokter kita ini enggak kalah pintarnya dengan mereka, tapi alatnya memang kalah. Oleh sebab itu, Tzu Chi Hospital sudah menyiapkan peralatan yang tadi saya lihat," jelasnya.
Jokowi berharap, kehadiran RS tersebut mempu menekan pengurangan devisa negara.
"Semoga ini kita bisa bersaing dan masyarakat kita berobat di dalam negeri, dan kita tidak kehilangan Rp170 triliun per tahun di urusan sakit saja," tandasnya.
(Tribunnews.com, Widya)