Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Mampu Dorong Inklusivitas Perekonomian, APIP Juga Wajib Kawal Kebijakan Transisi Menuju Endemi

Presiden Joko Widodo tekankan pentingnya pengawasan pertumbuhan ekonomi agar bisa sampai ke masyarakat dalam transisi dari pandemi menuju endemi

Editor: Content Writer
zoom-in Meski Mampu Dorong Inklusivitas Perekonomian, APIP Juga Wajib Kawal Kebijakan Transisi Menuju Endemi
Istimewa
Airlangga Hartarto berbicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah 

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini ditargetkan akan mencapai 5,3 persen dan terus meningkat di 2024 pada kisaran 5,1 persen-5,7 persen. Lebih jauh, tahun 2023 dan 2024 merupakan tahun krusial karena menjadi tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2020-2024.

Berbagai macam program transformasi ekonomi harus tetap dijalankan, terutama untuk mencapai visi Indonesia Emas di tahun 2045. Keberhasilan transformasi ekonomi akan sangat menentukan kemampuan Indonesia untuk berhasil keluar dari middle income trap pada tahun 2030 hingga 2040.

“Pemerintah sedang fokus melakukan peningkatan produktivitas, utamanya menuju Indonesia Emas 2045. Ini bukan barang mudah, angka-angka sudah ada tapi tantangan tidak gampang. Situasi ekonomi dunia tidak mendukung. Setiap rupiah yang kita belanjakan, dari APBN, APBD, ataupun BUMN, semuanya harus produktif, karena mencari uangnya, baik itu melalui pajak, royalti, dividen, sekarang ini tidak mudah,” kata Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (14/06).

Presiden Joko Widodo juga menekankan pentingnya peran pengawasan, dalam hal ini seperti yang menjadi tugas pokok dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai pengawas internal Pemerintah.

Orientasi untuk pengawasan harus melihat kepada hasilnya, bukan hanya memperhatikan prosedurnya saja, agar menciptakan produktivitas dalam penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga ataupun BUMN.

“Itu kenapa saya sering cek ke lapangan, saya ingin pastikan apa yang kita programkan sampai ke masyarakat, karena memang kita lemah di sisi itu. Itu kita turun ke bawah masih ada yang bablas, apalagi tidak. Sekali lagi penguatan dan pengawasan internal jangan (hanya) jadi aksesoris, jangan ada data-data yang ditutupi, kalau memang salah harus ditunjukkan cara perbaikannya seperti apa,” tambah Joko Widodo.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melanjutkan bahwa Pemerintah saat ini sedang melaksanakan berbagai program transformasi ekonomi yang sesuai tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 yakni “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”, melalui peningkatan kualitas SDM, revitalisasi industri, ekonomi hijau, reformasi birokrasi dan mendorong peningkatan infrastruktur, baik fisik maupun digital untuk meningkatkan konektivitas.

Berita Rekomendasi

Bonus demografi, yang akan memasuki masa puncaknya pada periode 2020 sampai 2030, juga harus dimanfaatkan agar Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi (high income country).

Untuk mewujudkannya, strategi transformasi ekonomi juga dilakukan perbaikan dari aspek governansi sektor publik dan korporasi.

Melalui Keputusan Menko Perekonomian Nomor 44 Tahun 2021 telah diberikan mandat kepada Komite Nasional Kebijakan Governansi (KNKG) untuk membuat sejumlah Pedoman Governansi sektor publik dan korporasi yang diharapkan dapat melengkapi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

“Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), juga harus terus mendorong peningkatan perekonomian inklusif, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pertanggungjawaban, terutama untuk memastikan pelaksanaan APBN/ APBD berjalan secara efektif, efesien dan menghilangkan praktik-praktik KKN,” ucap Menko Airlangga.

Dalam hal ini APIP bukan lagi sebagai watchdog, tetapi lebih sebagai mitra strategis Pemerintah, dengan menjalankan berbagai fungsi yakni memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan dan efektivitas (assurance activities), memberikan masukan (consulting activities), dan memberikan peringatan dini (anti-corruption activities).

Selain itu, APIP juga berperan penting dalam mengawal kebijakan terkait transisi dari pandemi menuju endemi.

“Saya berharap kita dapat memberi kontribusi terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah di tahun ini. Oleh karenanya, mari kita tingkatkan sinergi dan kerja sama agar dapat mewujudkan visi Indonesia Maju 2045, demi kesejahteraan masyarakat,” tutup Menko Airlangga.

Dalam acara ini, turut hadir langsung beberapa petinggi lembaga seperti, Menteri Keuangan, Panglima TNI, Kepala Kepolisian RI, Kepala BPKP, Ketua KPK, Direksi BUMN, perwakilan Pemerintah Daerah, serta APIP se-Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas