Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil dan Sosok Mendiang Profesor Sri Adiningsih: Perempuan Pertama yang Pimpin Lembaga Wantimpres

Kabar meninggalnya Mantan Ketua Wantimpres periode 2014-2019 tersebut dibenarkan oleh mantan anggota Wantimpres, Mardiono.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Profil dan Sosok Mendiang Profesor Sri Adiningsih: Perempuan Pertama yang Pimpin Lembaga Wantimpres
Tribunnews.com/Nurmulia Rekso
Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih. Berikut ini adalah profil singkat Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres, Profesor Sri Adningsih. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres, Profesor Sri Adningsih telah berpulang, Sabtu (17/6/2023).

Kabar meninggalnya Mantan Ketua Wantimpres periode 2014-2019 tersebut dibenarkan oleh mantan anggota Wantimpres, Mardiono.

"Iya saya baru mendapat berita duka ini," ujar Mardiono saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, redaksi juga menerima kabar duka ini melalui pesan tertulis pada Sabtu malam

"Turut berduka cita mendalam atas kepergian sahabat kita tersayang : Ibu Prof. Sri Adiningsih, PhD. Guru Besar FEB UGM / Ketua Dewan Pertimbangan Presiden 2014 - 2019. di RS. Sarjito Yogyakarta, Sabtu, 17 Juni 2023," tulis pesan tersebut.

Baca juga: Berita Duka: Mantan Ketua Wantimpres Prof Sri Adiningsih Meninggal Dunia

"Mbak Ning selamat jalan menuju peraduan kekal, damai dan berbahagialah di keabadian surga. RIP. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," lanjut pesan tersebut.

Berikut ini adalah profil singkat Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres, Profesor Sri Adningsih.

Berita Rekomendasi

Bio data

Nama: Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc.

Tempat dan tanggal lahir: Surakarta, 11 Desember 1960

Suami: Kunta Setiaji

Anak: Nariswari Setiaji

Tempat dan tanggal wafat: Yogyakarta, 17 Juni 2023 (usia 62 tahun)

Keluarga sederhana

Sri Adiningsih lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1960. Ia lahir dari lingkungan keluarga sederhana.

Sejak kecil, Sri Adiningsih telah menghadapi kenyataan hidup ketika sang ayah meninggal dunia, tepatnya saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Hal ini pun membuat sang ibunda harus banting tulang membiayai hidup anak-anaknya dengan mengandalkan toko kelontong.

Tak ingin membuat sang ibu menelan pil pahit, Sri Adiningsih pun bertekad bisa mengangkat derajat keluarga.

Selepas menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sri Adiningsih memilih melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Di UGM, ia masuk di Fakultas Ekonomi. Ia lulus dengan predikat cum laude dengan masa pendidikan dari 1981-1985.

Gelar sarjana yang ditorehkannya tak membuatnya berpuas diri. Ia kemudian kembali melanjutkan pendidikannya S2 di University of Illinois, Amerika Serikat.

Tepat pada 1989, ia akhirnya meraih gelar Master of Science (MSc) dari University of Illinois.

Setelah itu, ia memilih tetap bertahan di Amerika Serikat dengan melanjutkan pendidikan S3 di kampus yang sama.

Pada 1996, Sri Adiningsih akhirnya meraih gelar doktor di bidang ekonomi.

Sepulangnya ke Tanah Air, ia menjadi dosen Pascasarjana UGM dengan menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM.

Ukir sejarah

Pernah diberitakan Tribunnews.com, Sri Adiningsih pernah dipercaya sebagai Adviser/Principal Economist at Exim Securities pada 1997.

Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota tim ahli penyiapan materi Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) bidang Dewan Ketahanan Nasional (Wankamnas) pada 1998.

Setahun berselang, ia dipercaya menjadi anggota Ombudsman Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak 1999, serta menjadi Tim Ahli Panitia Ad hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2001.

Puncak kariernya diukir ketika Presiden Joko Widodo menunjuk Sri Adiningsih menjadi Ketua Wantimpres periode 2014-2019.

Jabatan ini membuatnya menjadi perempuan pertama yang mengepalai lembaga pertimbangan presiden.

Rencananya, pemakaman akan dilaksanakan hari Minggu, 18 Juni 2023 berangkat dari rumah duka jam 13.00 di PUKJ Yogyakarta menuju pemakaman di Gunung Sempu Hills Memorial Park yang ada di Sambungan Bangunjiwo Kasihan, Bantul. 

Prof. Sri Adningsih, PhD pada masa pandemi Covid-19 wanita yang akrab disapa Bu Ning ini menjadi salah satu Pendiri gerakan pakai masker (GPM).

Sri Adiningsih merupakan salah satu ekonom yang terkenal kritis kepada pemerintah semasa orde baru maupun masa reformasi.

Sri Adingingsih banyak bergelut di bidang penelitian ekonomi Keuangan, ekonomi Internasional dan ekonomi moneter

Selama menjalani kariernya ia mengikuti organisasi profesional seperti Iktan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) juga Asian Shadow Financial Regulatory Committee (ASFRC).

Riwayat karier Sri Adiningsih lainnya yakni:

  • Dosen Pascasarjana UGM
  • Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM
  • Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) (2013-2016)
  • Adviser/Principal Economist at Exim Securities
  • Anggota tim ahli penyiapan materi GBHN bidang Wanhankamnas (1998)
  • Anggota pada Ombudsman Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
  • Tim Ahli Panitia Ad hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
  • Komisaris Independen Bank Danamon Indonesia (2002-2005)
  • Komisaris Independen Indosat (2020)
  • Founder Institute for Socio-Economic and Digital (ISED)

Penghargaan yang pernah diterima

  • Karya Rekaman Video Bank dan Lembaga Keuangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (2022)
  • 5 Besar Analis & Pengamat Terbaik untuk Bisnis & Ekonomi, Anugerah Business Review (2005)
  • Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun, Presiden Republik Indonesia (2004)
  • Anugerah Citra Kartini, Yayasan Pesona (2002)
  • Tokoh Pilihan Wartawan, Persatuan Wartawan Yogyakarta (1998)
  • Beasiswa OTO-BAPPENASI Yogyakarta, 1992-1996, OTO BAPPENAS (1992)
  • Beasiswa Bank Dunia, 1987-1989, Bank Dunia (1987)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas